Kerapan Sapi Di Pegantenan Berakhir Ricuh,
Pamekasan- Pesta rakyat, kerapan sapi yang biasa dilaksanakan setiap tahun pasca panen tembakau hari ini (11/9) di gelar di lapangan kerap kecamatan Pegantenan kabupaten Pamekasan
Kerapan sapi yang diikuti sebanyak 36 pasang sapi peserta kerapan, seluruhnya berasal dari kecamatan pegantenan
"Sepertinya ini bukan kompetisi resmi mas, soalnya yang dari luar pegantenan tidak bisa berpartisipasi pada even ini" kata Wahyudi, salah seorang warga yang sedang menonton kerapan tersebut.
Kerapan sapi itu, berakhir ricuh, pasalnya, dua peserta kerapan sapi berseteru lantaran tidak bisa menerima kekalahan. "ada yang tidak mau dianggap kalah, akhirnya kerapan sapi dihentikan" Wahyudi menambahkan
"Karena kericuhan terus berlanjut, maka pihak panitia pelaksana membubarkan kerapan sapi dan berakhir tanpa pemenang" pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang berkembang dikalangan penonton, kerapan sapi itu dilura persetujuan Bakorwil, Pemkab dan pihak kepolisian.
"Kerapan sapi yang di Pegantenan itu di luar sistem" terang kabid pariwisata Pemkab Pamekasan Khalifaturrahman.
Ia menambahkan, kerapan sapi secara resmi masih belum bisa digelar karena masih menunggu kesepakatan, apakah menggunakan kekerasan atau tanpa kekerasan.
Berdasarkan pantauan IndecsOnline, kerapasan sapi yang digelar saat ini masih menggunakan kekerasan, yakni dengan melukai punggung sapi dengan paku.
Sebagian besar pemilik sapi kerap telah setuju dengan instruksi Gubernur, dan telah menyetujui kesepakatan penyelenggaraan sapi tanpa kekerasan di Bakorwil Pamekasan.
Dan sejumlah pemilik sapi kerap tidak menyetujuinya dan tetap menggunakan cara lama, dengan melukai punggung sapi.
"Hari ini sepi mas, karena banyak pemilik sapi yang tidak keluar -ikut kerapan sapi" kata ahmad salah seorang penonton kerapan sapi
Ia menambahkan bahwa kerapan saat ini masih merupakan uji coba, sedang lomba kerapan sapinya masih akan dilaksanakan sore hari ini dan besok.
Sementara itu, berdasarkan pantauan dilapangan, tidak ada aparat pemerintah yang mengawal jalannya kerapan sapi.
Perlu diketahui pada tanggal 1 mei 2012 Gubernur Jatim, Sukarwo, mengeluarkan intruksi No. 1/inst/2012 tentang pelaksanakan kerapan sapi tanpa kekerasan.
Instruksi Gubernur itu merupakan tindak lanjut dari saran MUI Pamekasan, LP2SI dan Forum Ormas Islam (fokus) Pamekasan, agar kerapan sapi dilaksanakan tanpa menggunakan kekerasan.
Intruksi Gebernur itu kemudian didukung oleh MUI se-Madura, Bassra dan FMU.
oleh: AzisMaulana
![](https://lh4.googleusercontent.com/-uA5WeOHlr8c/UDhfGlodu8I/AAAAAAAAAFE/EXdyfGNIdN4/s146/indecsonline.png)