Yusril Ihza Mahendra: Saya Dan Hary Tanoe Nggak Bakal Seperti Anas Dengan SBY
“Perindo bukan Partai Demokrat yang adu kekuatan antara Anas Urbaningrum dengan SBY. Perindo ini ormas yang kami dirikan dengan semangat bersama untuk perubahan,’’kata Yusril Ihza Mahendra seperti dilansir Rakyat Merdeka, Rabu (27/2).
Seperti diketahui, saat deklarasi Perindo di Senayan, Jakarta, Minggu (24/2 memang banyak yang menjadi deklarator. Tapi ada dua tokoh penting, yakni Hary Tanoesoedibjo dan Yusril Ihza Mahendra.
“Perindo nggak bakal pecah. Kami tetap solid . Nggak ada adu kekuatan,’’ ujar Yusril.
Berikut kutipan selengkapnya;
Anda sebagai politikus agamais, sedangkan Hary nasionalis, kapan chemistry ini terbentuk?Apa politikus Islam seperti saya dibilang kurang nasionalis. Partai saya bisa dibandingkan Masyumi dan Pak Hary dianggap PNI, apa kami tak bisa bekerja sama. Tidak ada masalah apa pun dengan anggapan politikus agamis atau nasionalis.
Kalau kami bertemu berdua, punya pemikiran sama, dan ingin menyikapi langkah nyata yang sama itu saatnya chemistry antar kita terbentuk. Ya, Perindo itu hasil chemistry kami.
Berarti kesuksesan Perindo terletak di pundak Anda dan Hary Tanoe?Ormas ini kan tak hanya saya dan Mas Hary. Kami tak mau kayak SBY dengan Anas yang pecah karena saling kuat-kuatan figur di Demokrat.
Anda dengan Hary Tanoe dekat setelah kasus Sismimbakum?Saya pastikan kedekatan saya dengan Mas Hary bukan itu. Sisminbakum itu bukan Hary, dia tak ada urusannya. Yang tersangkut kakaknya, Hartono Tanoesoedibjo. Tidak ada hubungan kasus itu dengan berdirinya ormas ini.
Apa garis besar tujuan ormas ini?Asas terbuatnya Perindo atas hasil diskusi bersama untuk menampung suara anak-anak muda yang merasa terpanggil melakukan suatu perubahan. Ormas ini dibentuk kelompok muda, saya anggap ini ide bagus.
Apa ormas ini membawa gerbong Nasdem yang loyal sama Hary Tanoe?Bisa dibilang begitu. Sejak ikutan keluar dari Nasdem, mereka harus difasilitasi. Awalnya ormas ini diprakarsai oleh mereka yang keluar dari partai itu. Mereka minta naungan berorganisasi.
Kalau ada yang tidak mau, tidak ada paksaan. Selain mereka, banyak sekali yang bergabung di Perindo dari partai lain. Ormas ini tak bisa dikatakan dipenuhi pecahan Nasdem.
Dengan berlatarbelakang beragam, apa ini strategi memperluas Perindo?Saya pribadi tak menampik ke arah sana. Ormas kami memang dibangun tidak menonjolkan partai tertentu. Tapi lebih kepada idealisme yang sama.
Kalau ormas hanya dibangun sekelompok orang dengan kehomogenitasan backgroundnya kan juga akan dipandang orang sempit. Kami bangga bisa disebut ormas dengan jaringan luas.
Diprediksi banyak kalangan, Perindo bakal jadi parpol Pemilu 2019, apa begitu?Saya tidak tahu ke depannya. Siapa sih yang bisa meramal masa depan saya. Terkadang orang suka berspekulasi yang bikin kepala pusing.
Perindo hanya ingin jadi ormas. Ormas itu kadang usianya lebih panjang dari parpol. Kelemahan orang kita, suka membandingkan kami dengan mereka.
Bukankah Hary Tanoe ingin Perindo menjadi parpol?Kalau itu saya tidak tahu jelas ya. Saya pernah tanya Mas Hary, prioritasnya ingin jadi Perindo jadi ormas. Tapi kita lihat ke depan ya.
Kalau sistem Indonesia tidak berubah juga, ormas ini bisa juga jadi parpol. Kalau kita ingin berevolusi jadi partai, terus kenapa, kan boleh saja.
Apa mungkin Perindo ini jembatan Anda menjadi capres?Saya tidak ambisius menjadi capres. Sejak jadi politikus, saya tak pernah mau mengemis kedudukan. Saya tetap konsiten sampai kapan pun. Jabatan duniawi tidak akan kekal Perjalanan politik saya kan cukup panjang. Posisi saya di mana pun selalu ditekan. [rmol.co]