BANDUNG -- Potensi zakat di Jawa Barat (Jabar) diperkirakan mencapai Rp 40 triliun. Melihat potensi tersebut, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengusulkan agar potensi zakat menjadi solusi untuk mengatasi seluruh asuransi kesehatan masyarakat.
Mulai 1 Januari 2014, katanya, pemerintah akan melaksanakan Asuransi Kesehatan Nasional (AKN). Artinya, sekitar 116 juta atau kurang-lebih 40 persen warga Indonesia bakal dijamin kesehatannya melalui asuransi.
"Tapi tersisa 60 persen penduduk yang belum ter-cover. Tentu ini masih banyak dan pemerintah harus mengupayakan mereka juga terjamin kesehatannya, khususnya ketika sakit. Tentu berbahaya bila kita membiarkannya. Zakat, jadi solusinya," ujarnya saat menjadi panelis Silaturahim Nasional (Silatnas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Menurutnya, zakat menjadi solusi tepat untuk menjangkau warga yang belum masuk AKN. Potensi zakat yang besar bisa menolong sebagian besar masyarakat. Khususnya warga tidak mampu agar kesehatannya bisa segera terlindungi asuransi.
Ia menjelaskan, zakat yang dikelola secara baik dapat dialokasikan untuk membayar premi asuransi warga yang belum terjangkau asuransi tersebut. Zakat juga seharusnya lebih fokus dialokasikan ke sektor produktif. Misalnya, untuk membuka akses seluas-luasnya kepada warga. Khususnya, usia sekolah agar bisa memperoleh pendidikan.
"Khusus di Jawa Barat, kami sekarang sedang mengupayakan agar seluruh warga minimal berpendidikan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Dengan pendidikan minimal ini, insya Allah, kita akan memiliki SDM yang lebih unggul," katanya.
Republika.co.id
Powered by Telkomsel BlackBerry®
06.24 |
Posted in
|
Read More »
Dilarang! Pakai Rok Mini di Uganda
BBCIndonesia.com - detikNews
Indonesia - BBC - Parlemen Uganda telah mengesahkan rancangan undang-undang kontroversial yang melarang pemakaian rok mini.
RUU anti pornografi, yang juga melarang materi apa pun bermuatan seksual termasuk video musik, disahkan melalui voting dan debat pendek.
Ketika Simon Lokodo, menteri etika dan integritas Uganda, mengajukan RUU tersebut awal tahun ini, ia mengatakan perempuan yang memakai "apa saja di atas lutut" harus ditangkap.
RUU itu harus disetujui oleh presiden sebelum menjadi undang-undang.
Uganda adalah negara yang sangat konservatif secara sosial.
Negara itu juga mempertimbangkan untuk menambah hukuman bagi tindakan homoseksual, termasuk hukuman mati.
Menurut koran swasta Uganda, Monitor, undang-undang baru ini akan mempidanakan siapa saja yang mengenakan pakaian yang menunjukkan bagian-bagian tubuh seperti payudara, paha dan bokong atau perilaku erotis apa pun yang bisa memicu hasrat seksual.
Uganda juga akan melarang apa saja yang menunjukkan tindakan atau perilaku tidak layak dan merusak moral, kata Monitor. (Detik.com)
22.20 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz2olLAbCTwSG5A4OKKghLscHz2YfbJXNKcXnerO250SO6bLEd5XxW4DAldGtDmfvCj0t0NnJjBuW4qqI9L4DfugJDRw4fKychRkKntuvCtOPkb5sJk73bmFvKhJcNlHC_Wby4HsL0K1A/s320/20131021_produksi-poliester_9076-771357.jpg)
BANDUNG - Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar, Kevin Hartanto, menyatakan pangsa pasar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia untuk dunia sangat kecil.
"Market share TPT Indonesia hanya dua persen dari pasar tekstil dunia," ujarnya ketika dikonfirmasi Tribun melalui ponselnya, Selasa (17/12/2013) sore.
Menurutnya, angka itu sangat kecil dibandingkan market share TPT Cina. "Dari segi perbandingan kapasitas produksi dengan Cina saja kita kalah sangat jauh, satu berbanding 20 sampai 25," kata Kevin.
Bahkan, hanya 40 persen pasar domestik yang menyerap TPT produsen kecil nasional. Menurutnya, di masa lalu TPT nasional 70 persen terserap pasar domestik. "Akhir-akhir ini cenderung menurun seiring impor TPT yang terus meningkat," ujarnya.
Kevin mengatakan kondisi itu semakin parah karena produktivitas dan daya saing TPT tanah air sekian melemah dibanding negara-negara tetangga. "Dari segi upah pekerja, Indonesia termasuk tinggi. Belum lagi faktor kenaikan listrik dan suku bunga," kata Kevin.
Namun, ucapnya, industri TPT tanah air masih berpotensi berkembang. Ia mengatakan selama ini industri TPT Indonesia, termasuk Jabar, identik dengan pakaian. Padahal, industri TPT bisa juga untuk produksi tisu basah, masker, hingga jok mobil.
Menurutnya, harapan itu semakin besar setelah API bergabung dengan Asia Non-woven Fabrics Association (ANFA) melalui pembentukan ANFA Indonesia di Bandung Convention Center (BCC), Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Selasa (17/12).
Para pengusaha tanah air, khususnya pengusaha asal Jabar, berkesempatan untuk saling bertukar informasi serta berbagi teknologi dengan pengusaha dari negara lain. "Kita perlu belajar terutama mengenai industri TPT selain pakaian," katanya.
Selain itu, kehadiran ANFA diharapkan mampu membantu meningkatkan daya saing TPT lokal dengan produk TPT internasional di masa mendatang. (Tribunnews.com)
11.12 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJaV6eqwv_NNJxTWU6fvC_NdKzZHdrHYZFb5U6MDon4zicIQppVW8Ov7LstU1mCGfRsGUs4QYcmaPRamddQzWvvcWCv3I05pQoVc5HnN7qRC5bl0AXbojJHF9jw3L-fiEn_4wr5c169iY/s320/logo-halal-_120221180532-651-786012.jpg)
JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang sertifikasi halal pada 2014.
Pergub tersebut berisi himbauan kepada hotel, restoran, dan katering untuk mengurus sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) bagi usaha mereka.
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Osmena mengatakan, ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi pengusaha untuk mendapatkan sertifikat halal.
Pertama, kata dia, pengusaha harus jujur dalam menggunakan bahan makanan. Mulai dari daging, margarin, hingga kecap, tidak boleh mengandung unsur makanan yang diharamkan dalam Islam.
Kedua, restoran yang ingin memiliki sertifikat halal tidak boleh menjual minuman beralkohol. Syarat terakhir, sambung Osmena, pengusaha harus mendaftarkan restorannya tersebut ke LPPOM MUI.
"Semua orang pasti ingin makan dengan hati yang tenang. Artinya tidak ragu lagi ketika memilih restoran," ujar Osmena saat mendampingi Gubernur Jokowi memberikan sertifikat halal pada restoran Dapur Sunda di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/12).
Dia menjelaskan, untuk mendapatkan legitimasi halal itu, pengusaha akan dikenakan biaya Rp 2,5 juta per restoran.
Menurut Osmena, biaya tersebut digunakan untuk membayar tenaga profesional yang melakukan audit terhadap makanan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, di DKI ada 4.018 gerai restoran.
Namun demikian baru 315 restoran yang bersertifikat. Dia berharap, setelah keluarnya pergub nanti, semakin banyak restoran yang melengkapi diri dengan sertifikat halal. (Republika)
11.05 |
Posted in
|
Read More »
Pamekasan--Kalangan DPRD Pamekasan, menilai belakangan ini kualitas sejumlah guru PNS SD di Pamekasan, yang mengantongi sertifikasi dan mendapat berbagai dana tunjangan, malas mengajar.
Dalam praktik di lapangan, banyak guru PNS melimpahkan tugasnya kepada guru tidak tetap (GTT) dan honorer. Sementara guru PNS itu sibuk ngurusi dana tujangannya.
Penilaian ini diungkapkan Ketua Komisi A DPRD Pamekasan, Iskandar di hadapan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Yusuf Suhartono, di ruang Komisi A DPRD Pamekasan, Jumat(13/12/2013).
"Seharusnya guru yang bersertifikasi dan mendapat banyak tunjangan, kinerjanya lebih giat dan memfokuskan tugasnya mendidik siswanya. Malah yang terjadi, kinerjanya lebih buruk dari GTT dan guru honorer. Perilaku guru seperti ini harus dibina dan diberi sangsi," kata Iskandar.
Dikatakan, berdasarkan laporan dan temuan di sejumlah SD, perilaku guru seperti ini menimbulkan kecemburan dan ketidakadilan bagi GTT. Karena itu, pihaknya meminta Disdik Pamekasan mengevaluasi kinera guru yang banyak malas mengajar.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi A, DPRD Pamekasan, Haidir Rahman, guru yang mendapat sertifikasi itu sekarang tugasnya lebih ringan, bahkan boleh dibilang tidak ada karena sudah memiliki asisten guru.
Biasanya lanjut Haidir, kalau asisten itu ada di kalangan dosen. Tapi ini banyak terjadi di guru SD. Mentang-mentang sudah bersertifikasi, lalu mereka menyuruh GTT untuk mengajar dan. Sementara dirinya mengurus keperluan di luar kepentingan pendidikan.
"Tolong guru itu jangan hanya ngotot berjuang untuk mendapatkan haknya. Tapi tugas pokok sebagai guru jangan dikesampinkan. Guru yang seperti ini sudah tidak memiliki dedikasi tinggi," papar Haidir.
Bahkan, kalau di pinggiran kota, guru berangkat mengajar pukul 07.30 dan sudah pulang sebelum pukul 11.000. Keberadaan pengawas, tidak lebih hanya datang sebentar lalu pulang tidak memberikan teguran terhadap guru yang bersangkutan.
Menanggapi hal itu, Kadisdik, Pamekasan, Yusuf Suhartono, didampingi Kasi Kepangkatan Disdik Pamekasan, Sadikun dan Kabid Ketenagakerjaan Disdik Pamekasan, Suryanto, mengatakan, akan menelusuri ke lapangan adanya guru yang bertindak seperti itu.
Dikatakan, sebenarnya secara periodik pembinaan dilakukan terhadap pengawas, kepala sekolah dan guru. "Temuan dewan yang disampaikan kepada kami lebih mendorong lagi bagi kami untuk memperingatkan mereka (guru yang malas.Red). Karena kinerja mereka ada yang melihat dan disorot, sehingga dalam tugasnya tidak main-main," kata Yusuf Suhartono.
Untuk mengatasi kondisi guru yang seperti itu, Disdik akan menggelar rapat koordinasi dengan Cabang Dinas di Kecamatan, kepala sekolah dan pengawas, menyangkut pembinaan terhadap guru yang dinilai sudah tidak professional lagi.
"Jika nanti kami di lapangan menemukan guru yang tidak professional, akan kami beri pembinaan. Tapi jika perbuatannya berat, kami tidak akan segan-segan untuk memberikan sangsi pada mereka," kata Suhartono. (Tribunnews.com)
04.16 |
Posted in
slider
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi981Mplpt91JKV86rxEsGtONuwkcVPyBz1jQf9n2lbIk2jwy6pYxXfjzGmwy3sycJzOMM9Jh2D4NpBV6_xfnRhM_x2V-Qu_sUpviwdhWeO0uPuqFarwSw3pMR1v2CpjiG0X7PLMKPIGxc/s320/logo-hipmi-759508.jpg)
JAKARTA--Para pelaku usaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) terus berupaya mendorong pengembangan industri kreatif di Tanah Air. Mereka meyakini ke depan industri kreatif akan menjadi kekuatan baru ekonomi Indonesia.
"Indonesia memiliki potensi menjadi negara dengan industri kreatif ang diperhitungkan dunia," kata Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hipmi Ariful Y Hidayat di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Menurut dia, dengan melihat besarnya potensi Indonesia untuk menjadi pemimpin di sektor industri kreatif dunia, Hipmi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut dengan membuat wadah pergerakan bagi industri kreatif Indonesia bernama Hipro.
"Dalam mencapai tujuan ini tentu saja Hipro tidak dapat berjalan sendiri, perlu kerja sama dari semua pemangku kepentingan industri kreatif Indonesia. Saya optimistis industri kreatif kita dapat menjadi yang terdepan di kancah internasional," ujar Erik Hidayat, panggilan akrabnya.
Menurut dia, sebagai debut pertamanya dalam kancah industri kreatif, Hipro mengadakan kegiatan diskusi terbuka antarpemangku kepentingan industri kreatif dengan tema Media, Industri Kreatif dan Nation Branding.
Tema acara ini dipilih mengingat media tidak hanya memiliki peran sentral dalam mewujudkan sosialisasi industri kreatif, namun dinilai mampu dalam membangun sebuah Nation Branding yang mengkomunikasikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif.
Acara itu diharapkan dapat menampung aspirasi berbagai pemangku kepentingan di bidang industri kreatif, yaitu dari pihak pemerintah, para pelaku industri kreatif, serta pihak media mengenai industri kreatif Indonesia saat ini.
Para pihak yang terlibat dalam diskusi ini antara lain Menparekraf Mari Elka Pangestu, pelaku industri kreatif dari berbagai bidang antara lain Riri Riza, Biyan Wanaatmaja, Yan Djuhana dan Mira Amahorseya, serta media-media yang tergabung dalam Serikat Perusahaan Pers (SPS). (Kabarbisnis.com)
01.05 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqDbQj53b5WSpcSL2kotZJGHHl5Ug6LEZKEVYzFRcJrRBNYqfR0WeavTZjEVtFVVDHGBxEm8vTHnaQAZbw7qYY-y6WGM863EHSZ5Mdf7hyjE7nmYeSovLHK_tIkqIwD0_ICwfPOjIe6g/s320/3d8ae9f36de99b023c17736e439971ed_L-799026.jpg)
Jakarta- Sylvia Sholeha alias Bu Pur, saksi kasus dugaan korupsi proyek Hambalang membuat pernyataan menghebohkan. Perempuan yang disebut-sebut sangat dekat dengan Cikeas itu dipaksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar mengaku mengenal mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Pernyataan tersebut diungkapkan Bu Pur saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Selatan, dengan terdakwa mantan Pejabat Kemenpora, Deddy Kusdinar, Selasa (10/12/2013).
"Saya tak pernah kenal dengan Anas Urbaningrum. Tapi saat diperiksa saya dipaksa (penyidik KPK) untuk mengaku kenal," ujar Bu Pur.
Menanggapi pengakuan itu, salah satu hakim anggota, Anwar langsung menimpali. Ia mengatakan bahwa dalam BAP tidak ditanya kenal Anas atau tidak. Yang ada kata Anwar, permohonan izin proyek Hambalang.
Namun Bu Pur langsung menanggapi bahwa dirinya tidak pernah mengajukan permohonan izin untuk menangani proyek pengadaan alat sarana dan prasarana olahraga di Hambalang.
Perempuan tersebut mengaku diperiksa penyidik KPK hingga malam hari di Gedung KPK. Ia pun mengaku hanya sekilas membaca BAP.
"Bukan saya yang tidak benar, penyidiknya yang tidak benar. Saya tak pernah ditanya begitu," jelasnya.
Sebelumnya, Angelina Sondakh hampir mengalami peristiwa serupa. Ia mengaku dipaksa orang tertentu agar menyeret nama Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang. Bila tidak menyebut, Angie diancam vonis hukuman yang berat.
Namun mendapatkan tekanan itu, Angie tetap tidak bisa menyebut nama Anas, karena ia tidak ingin memfitnah orang lain. Bahkan ia memilih salat Istikharah.
"Kata Angie, ketika ada pihak-pihak yang memaksa saya untuk menyerang, menyebut nama Anas, saya itu stress luar biasa. Saat itu, saya salat istikharah. Lalu dia berdoa, Ya Allah berilah aku kekuatan dan petunjuk-Mu," ujar Nasrullah menirukan Angie.
Angie lalu membuka kitab suci umat Islam, Al Quran. "Tiba-tiba ketemulah satu ayat, yang menyatakan, jangan lah kamu memfitnah dan menzalimi orang lain, sesungguhnya siksa Allah itu lebih berat bagi yang zalim," ujar Nasrullah
Ketika ditanya siapa saja gerangan yang memaksa Angie untuk menyeret nama Anas?
"Saya enggak bisa katakan. Cukup itu saja. Prinsip Angie, apapun sanksi yang diterimanya, dia tidak akan mau fitnah orang. Kata Angie, ini menyangkut kebenaran, dia enggak mau dipaksa," kata Nasrullah, menirukan Angie. (Sayangi.com)
00.32 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-Z9-O3kWYPPe1rziOR2MVl7EeIt7FEzSkkPDNz3x0J339dF5bJ6MgT320nMhIMzEpWSkaqWBnIOp1HjTbTvSO3T0pg5tFjd-f9U19s0ZK7jFZKv9BDHSx-FvzHJWaXQDKOe0j_JWFefU/s320/anas-urbaningrum-130915a-t-723098.jpg)
Jakarta : Saksi kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Sylvia Sholeha alias Bu Pur bersaksi di persidangan. Dalam kesaksiannya, Bu Pur mengaku dipaksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengenal mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Saya tak pernah kenal dengan Anas Urbaningrum. Tapi saat diperiksa saya dipaksa untuk kenal," ujar Bu Pur saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta dengan terdakwa mantan pejabat Kemenpora, Deddy Kusdinar, Selasa (10/12/2013).
Saat diperiksa itu, Bu Pur mengaku langsung mencoret Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di hadapan penyidik yang melakukan pemeriksaan terhadapnya.
Menanggapi pernyataan Bu Pur, salah satu hakim anggota pun menegaskan, dalam Berita Acara Pemeriksaan itu, Bu Pur tidak ditanya mengenai Anas Urbaningrum. "Tidak ada di sini (BAP) ditanya kenal Anas. Yang ada itu permohonan izin," kata Hakim Anwar.
Namun, Bu Pur tetap ngotot tak pernah mengajukan permohonan izin untuk menangani proyek pengadaan alat sarana dan prasarana Hambalang itu. "Bukan saya yang tidak benar, penyidiknya yang tidak benar. Saya tak pernah ditanya begitu," ucap Bu Pur. (Mvi/Ism) (liputan6.com)
23.47 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxVAJ425ZGFsFaN_oYOjqdBULqrZesUFBVdeqcCix5UUMPE4HlHqrh6n_irwVIRVk-RrGaIPaHJdGPS6QQva54dOfPGygwCCpnKs4iSajIRrAOIF3X-DyeZWFyGN5HeQLh_3zpQHA2CWU/s320/MomanCamera_20131201_130403-769438.jpg)
IndecsOnline.com--Setiap orangtua pasti ingin punya anak yang pandai dalam segala hal. Sayangnya, tidak semua anak bisa belajar banyak hal dengan cepat karena kemampuan menangkap dan menalar setiap anak berbeda-beda, ada yang cepat, ada pula yang lambat.
Namun, ini tak berarti bahwa anak-anak yang punya kemampuan belajar lambat adalah anak-anak yang bodoh atau anak berkebutuhan khusus. Mungkin saja, mereka hanya memiliki masalah dalam belajar, terutama untuk menghapal hal baru dengan cepat.
Menariknya, anak-anak ini sangat baik di sebagian besar kegiatan lain, kecuali membaca, menulis, atau dalam hal matematika. Oleh karena itu, peran dari kedua orangtua dan guru ialah untuk membantu anak-anak dalam mengatasi masalah.
Untuk menghadapi anak yang mengalami kesulitan menangkap pelajaran, ini trik yang bisa Anda lakukan.
1. Makanan sehat dan tidur yang cukup
Sarapan yang sehat dan tidur yang cukup sangat penting untuk membantu anak belajar lebih baik. Lingkungan yang sehat membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan di bidang akademik mereka. Tempat yang tenang dan sejuk, makanan sehat, dan tidur yang cukup pasti akan membantu anak-anak ini.
2. Bantuan dalam mengerjakan pekerjaan rumah
Ketika memiliki anak yang lambat belajar, berikanlah waktu khusus untuk membantu mereka dalam pelajaran. Misalnya, membantu mereka saat mengerjakan PR dan periksa pekerjaan rumahnya. Ini tidak hanya akan membantu mereka mengingat apa yang telah mereka pelajari, tetapi juga membantu mereka lebih siap menghadapi ujian. Hanya, jangan paksa mereka untuk selalu belajar. Pastikan mereka mendapat waktu istirahat di antara sesi pekerjaan rumah mereka.
3. Libatkan dalam kegiatan yang menyenangkan
Dunia anak adalah dunia bermain. Maka dari itu, jangan terlalu memaksa mereka untuk belajar. Sesekali biarkan mereka bersenang-senang dengan permainan favoritnya. Kegiatan semacam ini membuat mereka merasa segar dan mereka akan segera kembali ke kegiatan akademik mereka.
4. Revisi
Sebelum tidur, pastikan Anda memberikan pengulangan bahan pelajaran yang tepat untuk anak-anak Anda dengan mengajukan pertanyaan dengan cara yang menyenangkan, misalnya kuis. Jika mereka gagal menjawab, jelaskan jawaban secara perlahan sehingga mereka bisa memahami. (Kompas.com)
23.33 |
Posted in
|
Read More »
Saya ingin menulis sedikit kenangan tentang Nelson Mandela yang telah wafat. Saya tidak ingat persis tahun berapa, waktu itu saya sudah di Sekretariat Negara. Mensesnegnya Pak Moerdiono (alm). Waktu itu Nelson Mandela baru saja dibebaskan dari penjara regim apartheid Afrika Selatan. Beliau berkunjung ke Jakarta. Pemerintah RI sangat menghormati Mandela dan mendukung perjuangannya menghapus apartheid di Afrika Selatan.
Mendela datang ke Jakarta meminta dukungan dalam posisinya sebagai Ketua African National Congress (ANC), sebuah partai politik di Afrika Selatan. Namun Presiden Soeharto menerimanya persis menerima seorang kepala pemerintahan. Mandela diterima dengan perlakuan yang sama terhadap Yasser Arafat, Ketua Fatah, harakat al-tahrīr al-watanī al-filastīnī , organisasi pejuang kemerdekaan Palestina.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Soeharto, Mandela bukan hanya minta dukungan politik, tetapi juga dukungan finansial untuk perjuangannya. Saya ingat waktu itu, Pak Harto membantu uang tunai 250 ribu Dollar Amerika kepada Mandela. Bantuan itu diserahkan pribadi kepada Mandela. Saya ingat Pak Moediono katakan waktu itu, "Gimana ya caranya kita mau bantu. Pemerintah kan tidak bisa kashi uang ke partai di negara lain?"
Saya ingat peristiwa itu mirip ketika Perdana Menteri Natsir menerima Ben Bella, pejuang Aljazair yang datang ke Jakarta tahun 1950. Ben Bella juga meminta dukungan politik dan finansial. Pemerintah RI memberikan emas beberapa kilogram kepada Ben Bella. Itu cerita Mohammad Natsir kepada saya. Pak Natsir bilang, beliau beli emas di Jalan Kenanga, Senen, untuk diberikan kepada Ben Bella.
Suatu hari saya pergi ke Afrika Selatan sebagai Menteri Kehakiman RI. Saya menghadiri Konvensi PBB di sana, saya bertemu Mandela, Yasser Arafat, dan Fidel Castro di Johannesburg.
Mandela mengatakan kepada saya tentang sebuah kuburan di Robin Island, tempat dia pernah dipenjarakan, yang menjadi misteri baginya.
Dalam kunjungan kedua ke Afsel, saya menyempatkan diri datang ke Robin Island di lepas pantai Capetown di Pulau Robin. Pulau Robin itu rupanya sebuah penjara sejak Belanda menguasai Afrika Selatan abad 16. Di Pulau Robin itulah Mandela dipenjara selama 29 tahun oleh regim apartheid.
Begitu saya mendarat di pulau Robin, persis di depan gerbang penjara ada sebuah kuburan yang dikeramatkan leh kaum Muslimin di sana. Saya pun datang ke kuburan keramat yang ada mushollanya itu untuk sholat ashar. Beberapa jemaah tertarik melihat saya datang ke kuburan itu, yang banyak sekali asap dupanya.
Seorang jemaah bertanya pada saya apakah saya orang Indonesia. Saya jawab, "Ya!" Dia mengatakan bahwa dia keturunan Melayu. Orang itu mengatakan bahwa ketika Mandela dibebaskan dari penjara, dia mampir ke kuburan keramat itu. Mandela berkata, "Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini, sambil menunjuk ke kubur keramat itu!"
"Orang ini!" kata Mandela, "saya tidak tahu dari mana asalnya. Nampaknya dia seorang pejuang di negerinya sehingga dia begitu dihormati."
"Orang ini," kata Mandela, "dipenjarakan penjajah sampai dia mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya."
Saya tertegun mendengar cerita orang itu, dan saya pun masuk ke makam keramat itu setelah solat di mushollanya.
Di dinding makam itu ada tulisan berbagai bahasa. Saya baca tulisan berbahasa Inggris. Tulisannya mengatakan "the grave of Shaikh Mathura, the first man who reading the Holy Qur'an in South Africa." Saya pun bertanya, "Siapa itu Shaikh Mathura?" orang itu menjawab, "Nampaknya dia berasal dari negara Anda, sama seperti Syeikh Yusuf."
Saya pun membaca beberapa literatur di Capetown dan akhirnya mengetahui bahwa Shaikh Mathura adalah Cakraningrat IV dari Madura. Dia seorang pangeran di Madura yang melawan Belanda, lalu ditangkap dan dibuang ke Afrika Selatan sampai akhir hayatnya. Barulah saya sadar bahwa orang yang kuburannya dikeramatkan orang di Pulau Robin adalah Cakraningrat IV dari Madura. Ketika saya menjabat Mensesneg saya perintahkan Sekretaris Militer Kepresidenan untuk berkoordinasi menelaah riwayat perjuangan Cakraningrat IV. Saya katakan, "Kalau cukup alasan, maka Presiden seyogianya memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Cakraningrat IV. Kalau Syekh Yusuf al-Makassari sudah diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Pak Harto. Saya pernah dua kali berziarah ke makam Syeikh Yusuf di kota yang namanya Macassar di Afrika Selatan. Namun sampai saya diberhentikan sebagai Mensesneg, kajian sejarah perjuangan Cakraningrat IV belum selesai. Sampai sekarang, Cakraningrat IV belum diberi status sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden kita.
Demikian tulisan saya untuk mengenang Mandela yang baru saja wafat meninggalkan kita semua.
*Prof. Yusril Ihza Mahendra, pakar hukum tatanegara, mantan Mensesneg, ketua Majelis Syuro PBB
Powered by Telkomsel BlackBerry®
20.58 |
Posted in
|
Read More »
Oleh Nasihin Masha
Dekonstruksi. Itulah awalnya. Hipokrit, itulah jalannya. Maka kita pun menyaksikan kerusakan, ironi, dan kontradiksi di ujungnya. Mendekonstruksi memang lebih mudah daripada mengkonstruksi. Orang-orang malas lebih suka menjejaki jalan lembek dekonstruksi dibandingkan jalan mendaki mengkonstruksi.
Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh fenomena puncak kegilaan. Ketika kaum dekonstruksionis dan hipokrisi terbuka selubungnya. Kecerdasan, ketokohan, dan jalan panjangnya hanyalah kepalsuan akrobat kata dan sulapan langkah. Ketika kekuatan jaringan dan perisai kelembagaannya tiba-tiba tak berdaya oleh tersingkapnya keaslian. Itulah yang kita saksikan pada pekan kondom nasional dan laku seks bebas seorang penyair. Dua kejadian dalam koinsiden waktu ini berakar pada lumpur yang sama.
Pertama, ada kampanye mencegah HIV dan AIDS dengan membagikan kondom ke pelajar dan mahasiswa. Juga ada bus bercat merah dan gambar artis bintang iklan kondom. Pembagian itu bahkan ada yang diimbangi kata-kata silakan dicoba dengan pacar. Kampanye ini berubah menjadi mempromosikan kondom dan menganjurkan seks bebas. Bukan lagi mencegah HIV dan AIDS.
Apalagi warna dan bintang itu sama dengan brand image merek kondom tertentu. Selain itu, kondom yang dibagikan bukanlah kondom produk dalam negeri tapi produk impor. BUMN produsen kondom kalah saat tender proyek bernilai sekitar Rp 24 miliar tersebut.
Pemerintah jelas-jelas telah dibajak swasta. Bukan saja menjadi salah arah kampanye tapi juga menjadi promosi merek kondom tertentu. Semua itu menjadi sangat mencurigakan. Tapi saya tak yakin hal ini akan berujung di pengadilan. Apalagi pemerintah sudah membantah bahwa mereka terlibat. Artinya tak ada tender, tak ada dana APBN.
Kedua, seorang penyair dituduh melakukan perkosaan terhadap mahasiswi Universitas Indonesia. Saat ini korban dalam kondisi hamil tujuh bulan dan menuntut pertanggungjawaban. Namun upaya itu gagal sehingga mengadukan sang penyair ke polisi. Tuduhan perkosaan dibantah. Katanya itu suka sama suka. Selain itu sedang dalam proses untuk 'bertanggung jawab'. Dalam sebuah pernyataannya, sebuah lembaga yang menaungi sang penyair menyebut kata patriarki sebagai faktor.
Inti argumennya adalah kebebasan seks adalah urusan private dan ada kesiapan risiko serta kesetaraan gender dalam hal tanggung jawab. Ini diasumsikan jika tak ada unsur perkosaan dan pemaksaan. Jika patriarki yang disoal, maka kata tanggung jawab menjadi bermakna berbeda. Tanggung jawab tak mesti bermakna perkawinan.
Sejak dekade akhir 1990an, masyarakat kita diserbu oleh virus baru neoliberalisme. Sebuah paham yang menguat di akhir abad lalu. Individualisme dan liberalisme diutopikan dalam bentuknya yang sempurna. Tak boleh ada sekat yang menghambatnya. Peran negara dalam menjaga kebersamaan dan kohesi sosial harus dilucuti. Faktor-faktor lain di dataran masyarakat yang menghambat laju itu pun harus dihancurkan.
Tentu saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat biasanya berujung di ajaran agama. Maka agama dijadikan musuh, tokoh agama dijadikan badut. Jalan yang ditempuh adalah mendekonstruksinya. Robohkan. Maka kita menemukan periode penghancuran sendi-sendi doktrin agama, terutama agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia.
Alquran digempur sebagai tak sakral lagi. Alquran bisa dikoreksi. Nabi pun digempur dengan beragam pelecehan dan penghinaan. Doktrin-doktrin dasar maupun ajaran-ajaran yang bisa diperolokkan dijadikan target, misalnya soal poligami, nikah beda agama, pornografi, dan seterusnya.
Para ulama yang berbeda dengan mereka menjadi sasaran. Dijadikan olok-olok, dan jika ada 'salah' maka akan dijadikan bulan-bulanan. Lalu kita mendapati diri kita tak lagi ada rasa hormat pada agama dan ulama. Apalagi para ulama kita masih terkena sindrom pasca-kolonialisme: kemiskinan dan keterbelakangan.
Politik bahasa pun dijalankan. Kontrol sosial diubah menjadi polisi moral. Padahal kontrol sosial merupakan mekanisme alami kehidupan sosial. Dengan cap polisi moral maka kita tak berhak lagi untuk melakukan kontrol. Masing-masing urus diri sendiri.
Tetangga kita berzina silakan, tetangga kita kumpul kebo silakan, tetangga kita pesta miras silakan, tetangga kita porno silakan. Itulah utopi individualisme yang sempurna. Padahal, semua perjuangan kaum neoliberal itu sama sekali tak ada manfaatnya buat bangsa ini. Gerakan mereka sangat berbeda dengan pemikiran-pemikiran Tan Malaka, Bung Karno, Cak Nur, maupun Gus Dur.
Kampanye pekan kondom memiliki pemikiran yang searah dengan kaum neolib tersebut. Memang harus diakui kehidupan seks bebas sudah demikian mengkhawatirkan. Padahal ada bahaya mengintip di baliknya. Salah satunya adalah penyebaran HIV dan AIDS akibat berganti-ganti pasangan. Karena itu pakailah kondom. Namun niat baik itu tercemari oleh cara yang salah.
Alih-alih mencegah HIV dan AIDS malah mengkampanyekan kondom dan seks bebas. Tentu saja hal itu dilatari oleh realitas seks bebas yang kian berbiak. Realitas itu kemudian diterima sebagai kenyataan dan biarlah itu urusan private. Jadi tak mengapa ada pekan kondom yang bodoh semacam itu.
Semua pemikiran itu pada akhirnya kembali ke paham liberalisme klasik. Thomas Hobbes sudah mengingatkan tentang Leviathan, sebuah monster. Atau seperti pepatah Latin homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi yang lainnya.
Dan akhirnya, survival of the fittest, hanya yang kuat yang akan menang. Sebuah teori sosial dengan mengadaptasi teori evolusi Darwin. Kita menyaksikan ada upaya memenangkan dengan beragam perangkat sosial yang dimiliki untuk memenangkan relasi laki-laki dan perempuan lewat wacana, kharisma, dan kuasa. Maka kita menyaksikan ironi. Ketika semua hal ditasbihkan sebagai urusan private, namun nyatanya muncul pembelaan dari keluarga dan kelompoknya.
Tentu kita tak ingin masyarakat kita saling memakan sesama. Di sinilah pentingnya tata nilai yang menjadi basis kontrol sosial. Kehidupan kita bukan untuk dipertaruhkan secara serampangan. Seperti kata Hobbes, kita perlu kontrak sosial karena kita bisa menjadi leviathan
Republika
00.47 |
Posted in
slider
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvXSqr-E9QPQLFjVZbcsi4UUK__aUdJ5Kv7YY4jiBiR-qrsk7YT2tuFBTeAwSJm3VVvY4LCsIVhcjtVZavx52cB7X6RS7owLDgAM4du2ls94XyZ7sBHDgqRVsZcZKXVaf4xKPXRaytxEY/s320/%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253Fanggota-polisi-wanita-saat-mengikuti-perag%253F%253D+%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253Faan-pakaian-dinas-untuk-%253D5F131125141654-422-768676.jpg%253F%253D)
JAKARTA -– Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain, mengatakan Polri telah salah langkah jika melarang pemakaian jilbab. Seharusnya, katanya, Polri menyikapi penggunaan jilbab bagi Polwan ini secara bijak.
"Pakai jilbab itu hukumnya wajib, berdasarkan Alquran dan hadis-hadis sahih," katanya, Senin (2/12).
Ia menjelaskan, ada dua cara menutup aurat muslimah. Pertama, nampak muka dan tapak tangannya seperti yang di surat Annur ayat 31, "Hendaklah mereka mengulurkan kerudungnya sampai menutup dadanya". Di sini kata yg dipakai "khimar" yakni kerudung.
Kedua, di surat al ahzab ayat 59, kata yang dipakai "jilbab" yakni seluruh tubuh kecuali mata saja yang kelihatan. Bisa dipilih mana yang akan dipakai oleh seorang muslimah.
Menurutnya, Polri mesti minta petunjuk pada ahli agama, dalam hal ini MUI, misalnya. "Jangan terkesan arogan dan memutuskan apa-apa sendiri," ujarnya. Polri perlu berkonsultasi pada pihak yang lebih paham dalam masalah seperti ini.
Ia menyarankan, untuk sementara alangkah baiknya jika model yang dipakai model jilbab polwan Aceh saja dulu, sementara menunggu Perkap yang baru. "Jangan melanggar instruksi Kapolri yang ujungnya akan mengikis wibawa Polri sendiri," katanya.
Jika ada usul berbagai pihak, menurutnya, Polri bisa menyikapinya dengan bijak. "Janganlah dianggap sebagai mencampuri urusan rumah tangga Polri, tapi sebagai wujud rasa cinta dan memiliki dari masyarakat," ujarnya.
Dengan terjadinya perbedaan pandangan di internal Polri seperti ini, justru masyarakat jadi melihat sepertinya ada pihak di atas yang lebih punya kuasa dan bisa menekan Institusi Polri dalam urusan jilbab ini. "Citra ini harus dijawab dan dihilangkan oleh Polri sendiri," katanya. (Republika)
22.37 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioNYLjA0Jz03y-buR87ICjDGSrH6dcmhEzs1UmzFKn0ky66pc6QUFgHPisF9H9qQLqlcaydpaHq152Jb7i4UZuH37EH_7xiEzF45dBaVADmIih6emIaUViBg4VXIUsWMi4Hb78LpCnpBM/s320/mui_1-769817.jpg)
SURABAYA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menolak program Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan dan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) pada 1-7 Desember ini.
"Kami tegas menolak kegiatan pekan kondom nasional di Jatim. Kegiatan ini sama saja melegalkan dan membiarkan seks bebas," ujar Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori di Surabaya, Senin (2/12).
Menurut dia, tujuan pencegahan virus HIV/AIDS bukan dengan membagikan kondom-kondom gratis ke masyarakat, karena hal ini justru akan semakin mendorong remaja-remaja melakukan seks bebas. "Bisa saja masyarakat akan mengartikan amannya sebuah seks bebas karena sudah aman setelah memakai kondom. Inilah nantinya yang dikhawatirkan dan justru AIDS akan berkembang," kata dia.
Seharusnya, kata dia, kegiatan yang dilakukan bersifat mendidik atau edukasi, di antaranya memberikan penyuluhan soal reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat, bukan malah kampanye penggunaan kondom.
Abdussomad juga mengungkapkan sebagai bentuk pencegahan penularan HIV/AIDS maka yang harus dilakukan adalah membuat peraturan ketat mencegah seks bebas, sebab sumber penyakit HIV/AIDS adalah pergaulan bebas.
"Di Jatim, kami bekerja sama dengan Pemprov terus berusaha menutup lokalisasi. Hingga kini, tercatat sudah sekitar 70 persen lokalisasi ditutup," katanya.
Sebagai bentuk penolakan, pihaknya membuat surat edaran yang ditujukan pada MUI kabupaten/kota se-Jatim untuk menolak pekan kondom nasional. Selain itu, pihaknya akan mengirim surat ke instansi terkait penolakan pembagian kondom pada masyarakat. (Republika)
22.30 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxUcINIm5VqtfVnCzjKOhXC90_C-puyKi9IQgY4T4YVE1Rh-Z3oHZqT6TiBFqb5Swhz7tDvFrbwbleaTbIuIPGQ4-uvORCnjxM6bvN4DOV2H9nDYj7d1KqRR6TS3v5H8E6S9A2zwsjhTk/s320/IMG_20131121_100432-708383.jpg)
JAKARTA - Psikolog anak dan keluarga, Tika Bisono mengakui saat ini dalam kehidupan masyarakat Indonesia masih ada anggapan anak adalah miniatur orangtua. Akibatnya saat anak dilihat sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil, akan membuat yang terjadi anak justru stres.
"Anak bukan miniatur orangtua. Di Indonesia, ada anggapan bermain enggak perlu yang penting belajar. Makanya banyak anak stres di rumah karena dipicu orangtua. Kita harus melihat anak sebagai bocah," kata Tika saat menjadi pembicara dalam talk show Memilih Mainan yang Tepat untuk si Buah Hati yang diadakan Creativity for Kids Faber-Castell di Jakarta belum lama ini.
Anak pada dasarnya tengah memasuki tahapan sedang belajar. Sebaliknya sisi orangtua selalu berpandangan hasil, apakah mereka dinilai mampu atau gagal.
"Saya mengajak orangtua untuk memberikan kesempatan anak bermain. Apalagi anak kita tidak mampunyai tempat mengeksplore. Pola asuh demokratis juga baik," katanya.
Kekhawatiran jika diberikan kebebasan akan ngelunjak, coba ditepis Tika. "Inilah pentingnya disiplin. Anak tidak akan kreatif kalau ortunya tidak kreatif," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, orangtua yang baik saat ini dulunya pasti sukses, masa lalunya baik.
"Biasanya koruptor memiliki masa lalu kehidupan buruk. Saat berusia 3 sampai 6 tahun, mereka gagal dalam fisik psikososial. (eko sutriyanto /
tribunnews.com)
08.14 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkAs_IDtCFIEKy-N_ExWpYlyAP7TyOX_dC5VmbLxe-ODJP3jp-y9RllMn1SFILqfhUrME2RFCyuHCUdDxFCiBqiQ_QPlvpPgAy2nOnexvRk7Le74d_9VjEXpAcgQBHM_A-Mfvokw_MaIU/s320/%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253Fmantan-ketua-umum-partai-demokrat-yang%253F%253D+%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253F-juga-anggota-dewan-%253D5F131019203913-712-760299.JPG%253F%253D)
-------- Original Message --------
Subject: Anas Akan Terbitkan Buku "Janji Kebangsaan Kita"
From: azismaulana5 <
azismaulana5@gmail.com>
To:
redaksi_indecs.azis@blogger.comCC:
Jakarta--Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan menerbirtkan buku berjudul "Janji Kebangsaan Kita" yang berisi tulisan hasil pemikirannya sejak menjadi pimpinan partai berlambang mercy tersebut.
"Tulisan-tulisan di buku ini ditulis sejak saya jadi Ketua Umum Demokrat," kata Anas setelah sebuah diskusi tentang "Penyadapan dan Diplomasi Kita" di Rumah Perhimpunan Pergerakkkan Indonesia, Jakarta, Jumat.
Kumpulan tulisan dalam buku itu, lanjut Anas, hanya berisi kumpulan artikel ringan tentang kondisi dan situasi politik nasional. Disinggung apakah buku ini juga ada kaitannya dengan kasus dugaan suap proyek Hambalang yang sedang membelit dirinya, Anas berujar tulisan pada halaman per halaman dalam buku tersebut tidak ada relevansi yang menyangkut kasus hukum dirinya.
"Ini hanya artikel ringan, tidak ada yang berat-berat," ujar Mantan Ketua Umum Pengurus Besra Himpunan Mahasiswa Islam itu.
Budayawan Sudjiwo Tedjo akan menuliskan pemikirannya untuk memberi pengantar pada buku yang direncanakan akan beredar di pasaran pada tahun ini.
"Tapi mungkin, tulisan Sudjiwo akan lebih penting dari tulisan saya," ujarnya sambil terkekeh.
Dalam catatan sebuah media nasional, Anas juga pernah menuliskan artikel dengan judul serupa, dengan isi pemikiran tentang peran Pemuda dan Demokrasi produktif.
Anas, setelah lengser dari tampuk pimpinan Partai Demokrat setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada kasus pengadaan proyek olahraga Hambalang, kini aktif menggelar diskusi di bawah bendera organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). (Republika)
08.05 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkDcaeh_9rYRQmCcnmpHmx04W952Fb7O-xPoYkdKsd99acsi6h1iBLNHHcKI6xmB5zwbJRG7SA9ysliPDKzYD5HC8mlDlIRDKjk6heA46hj6SfusI6piUFJGCS6vffLwA0SSGZ_xQ-Uc4/s320/20131123_duet-maher-zain-dan-fadli-padi_6351-705777.jpg)
JAKARTA - Berteman sekaligus berduet dengan musisi dunia religi sekaliber Maher Zain membuat vokalis band Padi, Fadly merasa sangat terinspirasi baik dalam bidang seni maupun kehidupan sebagai seorang
muslim.
Dimata Fadly, Maher Zain adalah seorang yang mendapat hidayah dari Allah hingga akhirnya menjadi muslim yang baik. Maher adalah seorang mualaf, dia memeluk agama Islam pada ramadan tahun 2007 silam.
"Bagi saya Maher itu seorang yang dapat hidayah dari Allah, itu yang membuat dia spesial karena melalui perjalanan panjang akhirnya dapat suatu titik dimana dia harus mendalami agama. Sikap seperti itu sangat dirindukan jutaan umat muslim di dunia," kata Fadly saat menjawab pertanyaan pembawa acara konser Maher Zain Malam 1000 Keberkahan yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jumat (22/11/2013) malam.
Tidak hanya dalam hubungan dengan Sang Pencipta, menurut Fadly dalam bermusik pun Maher punya keahlian khusus yang berbeda dengan musisi lainnya.
"Lirik-liriknya membumi, tidak menggurui, menyentuh hati bukan hanya orang dewasa tapi juga anak-anak. Saya pengen belajar banyak dan itu suatu kemewahan," kata Fadly.
Fadly tampil membawakan dua buah lagu di konser Malam 1000 Keberkahan. Lagu pertama Rindu Rasul milik Bimbo dibawakan Fadly di pembuka konser Maher Zain. Sedangkan di pertengahan konser, Fadly berduet dengan Maher Zain membawakan tembang Insha Allah.
Maher Zain tampil dengan balutan t shirt hitam dipadu jaket putih dan celana hitam lengkap dengan topi pet hitam sebagai ciri khas dari penyanyi religi kelahiran Lebanon ini.
Konser ini merupakan rangkaian kegiatan sosial yang digagas Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII). Seluruh keuntungan dari konser ini akan disumbangkan kepada anak-anak yatim melalui Dompet Dhuafa. (Tribunnews.com)
08.01 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6KhVtQHkYO-8llyL0Wg2ELcQvTCk4KxEyt2gOAXheFjVrSoOAJsRVuE7SsE8f8-HofWEs_a6deKvwgUSmxYNw3uYOlIImeK7vlRP920ffeQMJ-7mnTLTZFjCy7-CHkxgzna3QLGrMd5Q/s320/%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253Fmantan-ketua-umum-partai-demokrat-yang%253F%253D+%253D%253FUS-ASCII%253FQ%253F-juga-anggota-dewan-%253D5F131019203913-712-765790.JPG%253F%253D)
Jakarta--Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan menerbirtkan buku berjudul "Janji Kebangsaan Kita" yang berisi tulisan hasil pemikirannya sejak menjadi pimpinan partai berlambang mercy tersebut.
"Tulisan-tulisan di buku ini ditulis sejak saya jadi Ketua Umum Demokrat," kata Anas setelah sebuah diskusi tentang "Penyadapan dan Diplomasi Kita" di Rumah Perhimpunan Pergerakkkan Indonesia, Jakarta, Jumat.
Kumpulan tulisan dalam buku itu, lanjut Anas, hanya berisi kumpulan artikel ringan tentang kondisi dan situasi politik nasional. Disinggung apakah buku ini juga ada kaitannya dengan kasus dugaan suap proyek Hambalang yang sedang membelit dirinya, Anas berujar tulisan pada halaman per halaman dalam buku tersebut tidak ada relevansi yang menyangkut kasus hukum dirinya.
"Ini hanya artikel ringan, tidak ada yang berat-berat," ujar Mantan Ketua Umum Pengurus Besra Himpunan Mahasiswa Islam itu.
Budayawan Sudjiwo Tedjo akan menuliskan pemikirannya untuk memberi pengantar pada buku yang direncanakan akan beredar di pasaran pada tahun ini.
"Tapi mungkin, tulisan Sudjiwo akan lebih penting dari tulisan saya," ujarnya sambil terkekeh.
Dalam catatan sebuah media nasional, Anas juga pernah menuliskan artikel dengan judul serupa, dengan isi pemikiran tentang peran Pemuda dan Demokrasi produktif.
Anas, setelah lengser dari tampuk pimpinan Partai Demokrat setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada kasus pengadaan proyek olahraga Hambalang, kini aktif menggelar diskusi di bawah bendera organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). (Republika)
23.08 |
Posted in
|
Read More »
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Menjelang shalat Jumat, sayup-sayup suara murotal terdengar begitu merdu. Tidak hanya menari di telinga tetapi menyelusup ke dalam nafas. Dada pun mengembang bersama asa.
Langkah pertobatan terasa segar ditemani air wudhu yang menggantung dij anggut. Sungguh begitu nikmat. Sandalpun kita ajak bertasbih menemani langkah yang berzikir menuju Masjid.
Namun di tengah perjalanan tampak beberapa pemuda yang masih bersenda gurau, bermain kartu dan nongkrong. Seakan mereka tidak perduli seruan di hari Jumat. Saya mencoba mengingatkan mereka dengan isyarat. Dengan melihat mereka agak lama agar mereka melihat setidaknya sajadah yang tergantung di bahu sebagai tanda mengajak.
Namun saat itu mereka sedang larut dalam obrolannya, tawa candanya. Astaghfirullah, hari itu saya tidak kuasa untuk berbuat lebih (menyeru dengan ajakan misalnya), selain apa yang telah dilakukan. Sedih rasanya tak mampu mengajak seseorang dalam kebajikan.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Dan apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. (QS. Al Jumu’ah, 62 : 9-11)
Ayat di atas merupakan perintah Allah untuk meninggalkan aktivitas dan bersegera untuk mengingat Allah. Ketika seseorang meninggalkannya, bahkan jika sampai disengaja maka; “Hendaklah orang-orang itu benar-benar berhenti dari meninggalkan shalat Jum'at, atau Allah benar-benar menutup rapat hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan menjadi orang-orang yang lalai. "(Hadits shahih dalam Shahih Shahihul Jami'us Shaghir hal 142 not 5 no: 548, Muslim II: 591 no: 865, Nasa'i III: 88).
Peristiwa ini mengingatkan saya terhadap kisah kaum Nabi Musa as yaitu kisah Ash-Shabus Sabt yang terkenal. Sebagaimana dikisahkan dalam Quran surath An Nahl Ayat 124; “Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.” Menghormati hari Sabtu itu ialah dengan jalan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang saleh serta meninggalkan pekerjaan sehari-hari.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (QS. Al A’raaf, 7 : 163)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya berpendapat, penduduk Elat merupakan sebuah desa yang berada di antara Madyan dan Ath Thur (Eltor), di dekat Teluk Aqabah dan pesisir Laut Merah. Mereka melanggar perintah Allah yang mengharamkan untuk menangkap ikan pada hari Sabtu. Pada hari-hari selain Sabtu, Allah menguji mereka dengan meniadakan ikan-ikan tersebut.
Mereka kemudian menghalalkan sesuatu yang telah diharamkan Allah, dengan melakukan segala upaya secara tersirat yang bermakna melakukan perbuatan haram. Beribadah pada hari Sabtu itu semula disetujui kaum Yahudi. Pada hari itu, mereka hanya diwajibkan melaksanakan ibadah (berzikir) dan meninggalkan perdagangan serta hal-hal yang bersifat keduniawian.
Menurut salah satu riwayat, awalnya perintah ibadah kepada umat Yahudi ini jatuh pada hari Jumat, namun mereka meminta agar pelaksanaan ibadah dipindah pada hari Sabtu. Dikarenakan ikan-ikan awalnya lebih banyak di hari Jumat. Dengan alasan mengingat pada hari Sabtu, bahwa Allah SWT selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul tersebut diterima oleh Nabi Musa. Maka sejak saat itu, setiap hari Sabtu diselenggarakan kewajiban beribadah kepada Allah.
Dan, kegiatan ini terus berlanjut hingga datang ujian kepada mereka, yaitu banyaknya ikan di pinggir pantai, dekat kota tempat tinggal mereka. Ikan-ikan tersebut mulai bermunculan di permukaan pada hari Sabtu, dan di hari-hari lain selain Sabtu ikan-ikan tidak bermunculan. Ujian ini rupanya membuat mereka lupa untuk melaksanakan kewajibannya beribadah kepada Allah pada hari Sabtu.
Bahkan, ketika diperingatkan, mereka malah marah bahkan meminta Nabi Musa as agar pelaksanaan ibadah dipindah pada hari lain, selain Sabtu. Peringatan sudah disampaikan berkali-kali kepada mereka oleh Nabi Musa, namun mereka tak mau menuruti juga. Akhirnya, Allah mengutuk mereka menjadi kera. “Dan, sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: ‘Jadilah kamu kera yang hina’.” (QS. Al Baqarah, 2: 65 dan QS. Al A’raaf, 7: 166)
Tidak jelas, apakah bentuk rupa mereka yang diubah menjadi kera atau hati dan pikiran mereka saja. Namun yang jelas, kisah ini dikenal di kalangan mereka (khususnya pemuka agama Yahudi). Dalam ayat lain dijelaskan bahwa ada di antara mereka yang dijadikan kera dan babi (QS. Al Ma’idah, 5 : 60). Nau’dzubillah.
Kembali kepada sekelompok pemuda tadi yang masih tidak mengindahkan suara panggilan azan, apalagi di hari Jumat yang barakah. Semoga mereka segera bertobat, agar tidak mengundang murka Allah SWT.
Tidak terbayangkan jika Allah menurunkan azabnya persis seperti kisah ash-Shabus Sabt, boleh jadi seluruh kebun binatang penuh dengan kera dikarenakan banyaknya yang melalaikan shalat Jumat.
Atau sebagaimana Dari Usamah bin Zaidra dari Nabi saw. Beliau bersabda, "Barang siapa yang meninggalkan tiga kali shalat Jum'at tanpa udzur (alasan yang sah), niscaya dia tercatat dalam golongan orang-orang munafik. "(HR. Thabrani)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisa, 4 : 145). Karena itu ayo jangan sampai tergolong menjadi orang-orang munafik, apalagi menjadi kera. Na’udzubillah.
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya (republika)
23.24 |
Posted in
Dunia Islam
|
Read More »
JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Akbar Tandjung mengatakan HMI berkontribusi besar dalam menyiapkan kader pemimpin bangsa baik di tingkat daerah maupun nasional termasuk calon presiden.
"Sumber daya manusia Indonesia sangat besar di antaranya adalah kader HMI yang tersebar di berbagai profesi sehingga sangat mungkin menjadi calon pemimpin bangsa ke depan," kata Akbar Tandjung ketika menyampaikan pidato kebudayaan bertema Mempersiapkan Kader Bangsa di Jakarta, Senin.
Kegiatan tersebut dilanjutkan pemberian beasiswa bagi mahasiswa HMI pada program magister dan doktor. Menurut Akbar, kader yang disiapkan HMI adalah kader pemimpin bangsa, bukan kader pemimpin kelompok.
Ada sejumlah nama tokoh nasional yang merupakan kader HMI antara lain, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Jimly Assidhiqie.
"HMI tidak akan mengusung satu nama karena kader HMI semuanya orang pandai dan sudah dapat menentukan pilihan politiknya dengan baik," katanya.
Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua DPR RI ini juga menjelaskan, penyiapan kader pemimpin bangsa ini penting sebagai upaya mewujudkan kualitas budaya demokrasi Indonesia saat ini.
Akbar meyakini, saat ini demokrasi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia. "Hanya dengan demokrasi yang tumbuh dan berkualitas, kehidupan politik di Tanah Air akan berjalan baik," katanya.
Menurut dia, demokrasi yang berkualitas dapat terwujud jika demokrasi substansial atau nilai-nilai dasar universal demokrasi tercermin dalam politik praktis.
Akbar juga menjelaskan perihal menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik karena dinilai kurang optimal dalam menjalankan fungsi-fungsi politiknya, termasuk fungsi kaderisasi.
"Karena itu elemen masyarakat lainnya seperti HMI harus terus menjaga basis-basis perkaderan pemimpin bangsa di luar jalur partai-partai politik," katanya.
Menurut dia, dalam konteks inilah ranah masyarakat sipil seperti organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai asosiasi mandiri dalam masyarakat, menjadi penting dan strategis sebagai lahan penyemai kader-kader pemimpin bangsa. (Republika.co.id)
23.13 |
Posted in
|
Read More »
PAMEKASAN - Pasangan selingkuh, Sihol alias Bagong (35), warga Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan, Pamekasan dan Eka Savitr alias Siska (19), warga Lamongan, digerebek Satpol PP, di kamar kos milik Reza (37), di Jl Veteran, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Kamis (21/11/2013), sekitar pukul 10.30.
Saat digerebek, kedua insan berlainan jenis itu dalam kamar, dengan kondisi pintu terkunci. Namun saat pintu dibuka, keduanya tidak melakukan hubungan intim, hanya tiduran di kasur.
Walau keduanya tidak tertangkap basah saat berbuat asusila, tapi karena keduanya tidak menunjukkan surat nikah, petugas membawa keduanya ke Satpol PP, untuk dimintai keterangan. Apalagi Sihol yang sudah dikaruniai istri dan dua anak, sejak Rabu (20/11/2013) siang tidur sekamar bersama Siska.
Kepada Surya(Tribunnews.com Network), Siska yang tidak mengantongi KTP mengaku, Sihol merupakan suaminya yang sudah dinikah sirri, sejak 1,5 tahun lalu, namun hanya sekali-kali Sehol mennginap di kamarnya, karena Sihol sudah berkeluarga, sehingga Siska tidak memaksa tiap malam tidur bersama.
Sementara Sihol menolak diwawancarai dan menghindar dengan menundukkan kepalanya, saat sejumlah waratawan mengambil gambar Sihol.
"Sudahlah, saya jangan difoto dan dimasukkan koran atau TV. Itu (maksudnya Siska) istriku. Dan saya tidak ingin keluarga saya di rumah tahu, kalau saya menikah sirri dengan Siska," kata Sihol, yang bersembunyi di balik pintu ruangan Satpol PP.
Selain mengamankan Siska, dari rumah kos Reza, petugas Satpol PP juga membawa Nanik (31), warga Kelurahan Sumberdawe, Kecamatan Marong, Probolinggo dan Sania alias Chacha (15), asal Malang.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Chacha disuruh pulang ke Malang dan diminta membuat surat pernyataan tidak kembali ke Pamekasan, karena masih di bawah umur.
Kasus penggerebekan pasangan selingkuh ini di rumah mesum ini, belakangan ini sudah lebih dari 10 kali. Baik yang dilakukan petugas Satpol PP atau masyarakat sekitar, yang merasa gerah, lantaran rumah itu disewakan untuk tempat mesum.
Menurut warga sekitar, pemilik rumah, sudah membuat surat pernyataaan di hadapan aparat disaksikan Lurah Barurambat Timur, untuk tidak menyewakan kamarnya kepada warga yang masih bujang, tapi khusus bagi warga yang sudah berkeluarga, dengan dibuktikan surat nikah. (Tribunnews.com)
15.48 |
Posted in
|
Read More »
Oleh: Ustaz Hasan Basri Tanjung MA
"Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.'' (QS.22:5)
Dalam Kitab Suci Al-Qur'an, ungkapan mengenai tanah banyak ditemukan dalam berbagai bentuk kata dan makna. Tanah disebut dengan turab (3:59), ath-thiin (7:12), dan al-Ardh (11:61).
Kemudian, arti tanah pun meluas sesuai konteksnya. Misalnya, shalshaalin yakni tanah liat kering berkaitan dengan penciptaan manusia (15:33). Sha'idan juruza yakni tanah tandus sebagai ujian terhadap manusia (18:8). Sha'idan zalaqon yakni tanah yang licin karena basah disirami hujan (18:40).
Juga sha'idan thayyiba yakni tanah yang suci untuk bertayammum (4:43). Ada pula tanah suci yang dihormati di muka bumi yang disebut haraman aaminan (28:57, 29:67), termasuk kesucian Palestina yang disebut al-ardhal muqaddasah (5:21).
Tanah adalah asal manusia dan kelak akan menjadi tanah (20:55,30:20,15:28). Setelah manusia mati dan menjadi tulang belulang akan dibangkitkan kembali (23:82,37:16,53,27:67). Kelak orang kafir akan menyesal dan ingin menjadi tanah lagi (78:40).
Tanah seringkali dikaitkan dengan air hujan. Banyak ayat yang menjelaskan hujan yang membasahi bumi dan kebun-kebun (2:22,265,35:27).
Hujan turun ke bumi yang kering (mati), lalu Allah menyiraminya kemudian tumbuh rerumputan dan pepohonan. Hal ini diumpamakan kebangkitkan manusia di Hari Akhir (6:99,7:57,16:65,35:9).
Dalam Kitab Riyaadush-Shalihiin karya Imam Nawawi, diriwayatkan dari Abu Musa ra, Nabi SAW, bersabda : "Sesungguhnya perumpamaan hidayah dan ilmu yang diberikan Allah SWT kepadaku, seperti hujan yang membasahi permukaan bumi.'' (HR. Muttafaq alaih).
Dalam Hadits ini, ada tiga jenis tanah yaitu : Pertama ; Tanah Yang Subur. Kelompok ini disebut Nabi SAW. dengan naqiyyatun qobilatil maa-a fa anbatatil kala-a wal 'usybal katsiir (tanah subur yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan banyak tumbuhan dan rerumputan).
Ketika musim kemarau datang, lalu langit mendung dan hujan turun menyerap ke dalam tanah. Bibit tanaman tumbuh subur dan berbuah.
Tanah yang seperti ini ibarat orang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang senantiasa membuka hati dan pikiran untuk menerima ilmu dan hikmah.
Tiada henti menuntut ilmu (thalabul 'ilmi), mengajarkan dan mengamalkannya. Mereka selalu takut kepada Allah SWT, (58:11,39:9,35:28).
"Kelebihan orang 'alim (berilmu) terhadap 'aabid (ahli ibadah yang tak berilmu) seperti kelebihanku terhadap orang yang paling rendah diantara kalian. Allah, malaikat dan penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut di sarangnya dan ikan di lautan, senantiasa meminta rahmat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia". (HR.Turmudzi).
Kedua ; Tanah yang Gersang. Kelompok yang kedua yaitu ajaadibu amsakatil maa-a fa nafa'allahu bihan- nasa fa syaribuu wa saqamuu wa zara'uu' (tanah yang gersang namun masih bisa menyimpan cadangan air untuk diminum, mengairi lahan pertanian dan bercocok tanam).
Nabi SAW. menyebut kelompok ini sebagai orang yang tidak bisa mengangkat kepalanya, yakni mengabaikan ilmu dan hidayah yang sudah diterimanya. Mereka adalah orang-orang yang berilmu pengetahuan tapi tidak mengajarkan dan mengamalkannya dengan baik.
Mereka tahu kebenaran dan kebaikan, namun hanya menyampaikan kepada orang lain. Mengajak orang berbuat baik tapi ia sendiri tidak melakukannya (2:44) dan berkata tapi tak berbuat (61:2-3).
Pepatah mengatakan, ilmu yang tidak diamalkan laksana pohon tak berbuah' (al-'ilmu bilaa 'amalin kasy-syajarin bilaa tsamarin).
Kelompok manusia seperti ini adalah orang fasik yakni berdosa besar. Hidayah dan ilmunya tidak bisa menerangi jalan hidupnya, meskipun bermanfaat bagi orang lain.
Ketiga ; Tanah yang Tandus. Kelompok ketiga yaitu qii'aanun laa tumsiku maa-an wa laa tunbitu kala-an (tanah tandus yang sama sekali tidak bisa menyimpan air dan menumbuhkan tanaman).
Tanah jenis ketiga diibaratkan orang yang tidak mau menerima hidayah Allah. Mereka tidak mau belajar dan menuntut ilmu, tidak mau meminta dan menerima nasehat apalagi memberi manfaat bagi orang lain.
Ibarat tanah, ia tandus dan berbatu tak bisa ditanami, tak mengandung air untuk dijadikan sumur. Ia hanya hamparan tanah kosong yang tandus dan tak disenangi manusia.
Lahirnya manusia hidup tapi seperti mayit berjalan, karena tidak memberi manfaat bagi orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri. Kehadirannya hanya menjadi beban dan ganjala. Merekalah orang-orang kafir dan munafik (2:6-20,9:84).
Begitu indahnya Allah SWT dan Rasul-Nya memberi perumpamaan. Sungguh, nasehat tersebut sangat menyentuh dan menyentil kita.
Seakan Allah SWT dengan bijak dan santun mengingatkan agar kita menjadi kelompok yang pertama, yakni laksana tanah yang subur. Bukan kelompok kedua apalagi yang ketiga. (Republika.co.id)
20.24 |
Posted in
|
Read More »
Pamekasan--Dalam rangka memperingati hair Jadi Kabupaten Pamekasan yang ke 483, Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Pemuda dan play raga (Disporabud) menyelenggarakan lomba melukis tingkat SD, SLTP dan SLTA Kamis (21/11) di Ariel Monomen Arek Lancor.
Lomba melukis itu merupakan rangkaian dari Pameran Pembangunan yang diselenggarakan Pemkab Pamekasan yang digelar selama Lima hari sejak tanggal 19 - 23 November 2013.
Lomba melukis dengan tema Batik Madura ini di ikuti oleh Ratusan pelajar tingkat dasar dan menengah diwilayah kabupaten Pamekasan.
19.20 |
Posted in
slider
|
Read More »
JAKARTA -- Jelang Milad Muhammadiyah ke 104 (18 November 1912 -18 November 2013), salah satu organisasi Islam terbesar ini terus berkhidmat memajukan Islam dan bangsa Indonesia.
Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, sesuai dengan tema besar Milad Muhammadiyah tahun ini 'Meraih Keunggulan untuk Kemajuan Bangsa,' Muhammadiyah pun terus berkhidmat memberikan keunggulan bagi umat dan bangsa.
"Muhammadiyah akan lebih memberikan peran besar amal usaha agar terus dirasakan lebih besar manfaatnya bagi masyarakat," katanya kepada Republika, Ahad (17/11).
Namun, ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan masih menjadi tantangan Muhammadiyah untuk dilaksanakan melalui misi dakwahnya. Selain itu, Muhammadiyah juga akan lebih memberikan porsi besarnya menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan di berbagai bidang.
Di bidang sosial dan politik, Muhammadiyah terus mendorong konsolidasi kebangsaan, mempersatukan tokoh bangsa untuk menyelesaikan masalah sosial.
Walau Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis, akan tetapi Muhammadiyah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam proses politik yang berkualitas. Di bidang Ekonomi, Muhammadiyah akan memperkuat lembaga keuangan mikro milik Muhammadiyah seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT) yang saat ini jumlahnya ribuan tersebar di berbagai daerah.
"Unit usaha BMT Muhammadiyah ini menjadi ujung tombak pengembangan perekonomian ummat," kata Mu'ti.
Sedangkan di bidang Dakwah, selain tetap menjaga dakwah di kalangan akar rumput. Muhammadiyah juga akan memperkuat dakwah di kalangan kelas menenah. Saat ini, jelas Mu'ti, Muhammadiyah sedang gencar memperkuat dakwah dibidang informasi dan telekomunikasi.
Terbaru, Muhammadiyah baru meluncurkan jaringan televisi milik Muhammadiyah (TVMU). TV ini akan menyiarkan program dakwah dan kerja sosial kemasyarakatan yang telah dijalankan Muhammadiyah selama 104 tahun
06.01 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglunuk9gVxKfTmCWrq6yVlIZgW7va6mESaHP9CGyXNecYm74uNQW_TWbo-pzvynRTtOLowQj5IsPyVL_bgaxPiIzvLn-joa0tSxa9XM9519FDNBWKWR3uwDzTEB_q9fYwS3tsQ8AdTquo/s320/anas-urbaningrum-_130301201537-352-733817.jpg)
JAKARTA -- Beredarnya surat tanpa identitas yang membeberkan rekayasa keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus krorupsi Hambalang, sangat mengejutkan. Pasalnya, surat tersebut memberikan identitas sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam surat itu tertera pula nomor telepon seluler. Sekaligus membeberkan alasan kasus korupsi Hambalang yang menyeret Anas. Padahal keterlibatan itu diungkap sebagai rekayasa. Demikian dikatakan Juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono.
''Surat itu telah disita penyidik KPK. Sedangkan copy surat tersbut diserahkan pada pengurus PPI. Karena memang surat itu ditujukan pada PPI,'' kata Sri di kantor PPI, Jakarta, Rabu (13/11).
''Memang itu surat kaleng. Kalau tidak penting, untuk apa penyidik menyitanya. Hanya memberi copy surat itu pada PPI,'' kata Sri yang menegaskan penyitaan surat kaleng itu masuk dalam sejumlah dokumen yang disita KPK.
Beberapa barang yang disita itu uang milik PPI, dokumen surat, ponsel dan beberapa barang lain. Secara umum tidak ada kaitannya dengan kasus korupsi. Termasuk, penyitaan pasport milik Attiya Laila, istri Anas. Penyitaan paspor bukanlah kepentingan KPK, bahkan tak ada kaitannya dengan kasus korupsi.
''Dari surat kaleng sampai paspor disita KPK. Ini kan tidak ada korelasinya,'' ujar Sri.
Terkait surat kaleng, Sri menjelaskan memang surat tersebut ditujukan langsung kepada Anas. Surat tersebut memaparkan berbagai situasi yang terjadi dalam internal KPK. Termasuk skenario yang dimainkan untuk menjerat Anas.
Surat kaleng itu memberikan identitas sebagai penyidik KPK. Meski tidak menyebutkan nama diri penyidik yang dimaksud. Tetapi meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi.
''Hanya nomor teleponnya tidak jelas. Ini kan fotokopi bukan yang asli,'' terang Sri, yang ditanya soal adanya nama Presiden SBY dalam surat itu, Sri mengaku tidak mengarah pada identitas siapapun.
Surat itu lebih membuktikan adanya skenario yang dilakukan KPK untuk menjerat Ketua Umum PPI itu.Menurutnya penyidik KPK harus bersikap ksatria. Jika memang surat itu bukan bagian yang penting, lebih baik tidak disita. Karena surat tersebut tidak ada persoalan dalam korupsi Hambalang.
''Silakan KPK melihat kondisi internalnya. Surat kaleng itu tidak muncul begitu saja kan,'' jelas Sri. (Republika.co.id)
23.10 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYDQdH5lviiRZJHikC4fUyGRoaxt7Eap14jh6fYzNLmIgvh-YdKMNZqr9Hvmcc12ucyayBg4ce2XcZeHaSRvATVYewLhWvYKw5zdok3v7ZxF7rOS7X2hxpGSseZu0TWoxzmZUB14bs34A/s320/0d61ec411e03c184f284849abf1c1bbc_a-704116.jpg)
Jakarta — Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Anas Urbaningrum menantang balik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka sosok Sylviana Soleha alias Bu Pur, yang dianggap sebagai saksi kunci dalam pengemplangan dana pembangunan pusat oleh raga hambalang.
"Sangat-sangat ada kesan itu (menutup-nutupi). Ada kesan menghindari peran misalnya Bu Pur," ujar Anas, di kediamannya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Jumat (8/11).
"Pertanyaanya penyidik berani tanya apa tidak?," sambung dia.
Hal itu, ia ungkapkan karena yakin penyidik KPK tak akan menanyakan sosok Bu Pur pada Anas.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu, juga mengaku tahu siapa Bu Pur sebenarnya. Namun sayang, ia tak mau membeberkannya pada awak media.
"Saya tahu tapi tidak perlu saya ceritakan. Kalau ditanya penyidik baru saya ceritakan," kata dia.
Seperti diketahui, KPK pernah memeriksa Sylvia Sholehah atau yang akrab disapa Bu Pur sebagai saksi dalam kasus korupsi pengadaan proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Hambalang.
Namun, kini Bu Pur disebut telah lari ke luar negeri karena KPK belum mangeluarkan surat pencekalan kepadanya. (Aktual.co)
21.18 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9QuUnfIlnOYzfj62ZyFqFeJmTqbhaKzGE_m0n8tdj-UYMztbOE_8SfYiziQGqgosBBx-GSzrf_FGEGb6uXy7Xe2vnHzdBJIIOgX6OQFKBEzrynSUNguIKT-7vh5DwpT6VhCq1p_6Z-gw/s320/de7f14e1d624b24470c80217faeed856113629_a-797041.jpg)
Jakarta — Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersikap mendua dalam kasus Hambalang. KPK gencar mengincar Attiyah Laila, istri Ketua Umum PPI Anas Urbaningrum, tapi tak perduli dengan Bu Pur yang jadi tokoh sentral Hambalang.
"Mba Tiya yang jelas-jelas tidak terlibat di Hambalang selalu dikejar-kejar. Tapi Bu Pur yang infonya cukup sentral terkait kasus Hambalang, dihindari KPK," ujar Juru Bicara PPI Ma'mun Murod Al-Barbasy, Selasa (12/11).
Menurut dia, jelas aneh jika KPK tak perduli dengan informasi yang dimiliki Bu Pur dan tetap mengincar Attiyah. "KPK justru menganggap tidak penting Bu Pur itu. KPK belum bersemangat memanggil Bu Pur," tandas Ma'mun.
Dia menegaskan, uang yang disita KPK di sekretariat PPI untuk kegiatan 1 tahun, sejak 13 September. "Itu uang yang disita uang PPI. Jadi mohon dengan sangat untuk dikembalikan," pinta Ma'mun. (Aktual.co)
21.13 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiChLFrtOwQozBFMZnaqFldC_63YGkuBGWg7AzMeY4OCRaUTjMF7Fpo4sQ5x6J8xvHa-A0hnxLrP2-CUdQd3qV6ieWQEKjAcv6ErKUm1A30dCnUvjmMdJoCEsgM2hv6UFehyphenhyphenBcQ1x6NOiQ/s320/1114e4771edb39b955b337130dd5aa04_L-770840.jpg)
Jakarta--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara mengejutkan menggeledah rumah Anas Urbaningrum, yang merupakan markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Dalam penggeledahan itu, di antara yang disita adalah buku Surah Yasin.
Menanggapi penggeledahan ini, Juru Bicara PPI Ma'mun Murod melihat sesuatu yang aneh. Menurutnya, KPK menemukan dua jenis buku Yasin. Satu bergambar Anas Urbaningrum dan satunya lagi Yasin bergambar putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Anehnya kata dia, KPK hanya menyita buku Yasin yang bergambar Anas, sedangkan yang bergambar Ibas dibiarkan.
"Ditemukan dua buku Yasin yang bergambar Anas dan buku Yasin bergambar Ibas dan istrinya. Justru yang disita penyidik itu buku Yasin yang bergambar Anas, dan bukan buku Yasin yang Ibas," kata Ma'mun, dalam konferensi pers di Markas PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2013).
Dalam penggeledahan ini, KPK juga menyita uang sebesar Rp 1 miliar. Namun lagi-lagi, Ma'mun mengaku kaget dan bertanya-tanya, atas dasar apa KPK menggeledah PPI. Ia juga menilai langkah KPK yang menggeledah organisasi yang akhir-akhir ini banyak berpolemik dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat tersebut sebagai langkah yang salah alamat.
"KPK salah alamat dalam penggledahin ini," katanya.
Menurut Ma'mun, uang yang disita KPK merupakan uang kas yang digunakan sebagai operasional organisasi dan tidak ada hubungannya dengan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Oleh karenanya, ia minta dengan tegas agar KPK mengembalikan uang tersebut.
Kami akan meminta agar uang itu dikembalikan," pintanya, tegas.
PPI menurut Ma'mun juga tidak bisa menerima dalih KPK menggeledah markas yang juga kediaman Anas tersebut untuk menggali keterangan dari istri Anas, Athiyah Laila. Selain itu, tindakan KPK yang menyita paspor Atiyah juga patut dipertanyakan.
"PPI akan mengambil sikap kepada KPK terkait penggeladahan ini," jelasnya.
Dalam penggeledahan itu, menurut Ma'mun, KPK juga menyita sebuah buku surat Yasin, paspor milik Athiyah dan sebuah surat yang terbilang rahasia dan berasal dari pegawai internal KPK untuk Anas.
"Saya tidak tahu, mungkin perlu ditanyakan ke Menkumham Amir Syamsudin, apakah KPK punya kewenangan untuk menyita paspor," ujarnya, menerangkan soal paspor yang disita KPK. (Sayangi.com)
07.32 |
Posted in
|
Read More »
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh02qvI4uVt9JErC0CktuahMgqbYVuv_HmjArqniYd2HFc6IMO2PoftF7HRQP4XIRXPSFu0twzT33olBhzS1mapb5iFultEwXY94-p4fY1poH51jMz1RNGDe0SJfKku2F1ntbp2L5a03HA/s320/mstory-214912_ppi-720448.jpg)
Jakarta - Belum usai penggeledahan KPK di rumah Anas Urbaningrum, ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) tiba-tiba menggelar jumpa pers. Ormas besutan Anas itu merasa keberatan dengan penggeledahan yang dilakukan KPK.
Tiga orang pengurus PPI yang dipimpin Jubir Ma'mun Murod Al Barbasy masuk ke rumah Anas Urbaningrum di Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2013) sekitar pukul 20.30 WIB.
Mereka langsung menyiapkan bangku dan meja untuk jumpa pers. Padahal saat itu petugas KPK masih melakukan pemeriksaan berkas-berkas di pendopo rumah Anas. Tak lama, KPK merapihkan berkas-berkasnya dan pindah ke rumah Anas yang berada di seberangnya.
"Kami sangat terkejut dengan penggeledahan yang dilakukan oleh KPK, sebagai PPI jelas di surat KPK yg digeledah rumah Tya (Attiyah Laila, istri Anas). Tapi ternyata yang digeledah rumah PPI," kata Ma'mun Murod Al Barbasy dalam jumpa persnya.
Menurutnya, rumah itu sudah diserahkan Anas untuk dijadikan markas PPI sejak deklarasi PPI pada tanggal 15 September lalu. "Praktis sejak tanggal itu dijadikan markas PPI. Anas dan keluarga sudah tidur dirumah yang lama. Jadi itu salah alamat," ujarnya.
Ma'mun menyatakan PPI juga keberatan dengan penyitaan barang bukti berupa uang yang sebetulnya milik PPI. Uang itu menurutnya untuk kegiatan selama 1 tahun ke depan sejak deklarasi.
"Uang yang disita uang PPI, mohon dengan sangat untuk mengembalikan uang tersebut," ucap Ma'mun.
Jumpa pers selesai sekitar pukul 21.15 WIB. Tiga orang pengurus PPI itu langsung meninggalkan rumah Anas usai jumpa pers. Sementara petugas KPK masih memeriksa berkas di rumah Anas yang berada di seberangnya. (Detik.com)
07.13 |
Posted in
|
Read More »
Jakarta— Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, akan rutin menggelar razia khusus anak sekolah guna mencegah tindak penyimpangan seperti asusila.
Kepala Seksi Ketertiban dan Ketentraman Satpol PP Kabupaten Nunukan, Marten P Manguma menyatakan razia terhadap anak sekolah di daerahnya itu terkait dengan maraknya kasus asusila yang dilakukan kalangan pelajar.
Marten mengatakan razia tersebut juga ditujukan kepada pelajar yang keluyuran saat jam pelajaran atau mereka yang membolos.
"Kedepannya kami akan melakukan razia rutin khusus untuk anak sekolah," ucap dia di Nunukan, Selasa (12/11).
Kegiatan seperti itu sebenarnya telah mendapatkan persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan namun selama ini belum dilakukan secara intensif.
Menurut dia, dengan semakin maraknya peristiwa yang melibatkan anak-anak sekolah baik tindakan asusila maupun bolos pada jam belajar maka razia tersebut akan dilakukan rutin.
Sehubungan dengan hal tersebut, Marten menegaskan, pihaknya akan lebih konsentrasi pada kalangan anak sekolah dalam rangka penertiban dan ketentraman yang diakibatkan oleh ulah anak-anak sekolah.
Ia mengharapkan peran serta masyarakat untuk melaporkan apabila melihat atau menemukan adanya anak-anak sekolah yang tindakannya mencurigakan atau berkeliaran di luar sekolah saat jam belajar.
"Kami sangat mengharapkan peran serta masyarakat untuk melaporkan apabila melihat kejadian yang mencurigakan atau menemukan ada anak sekolah yang berkeliaran pada jam belajar," katanya. (Aktual.co)
Ismed Eka Kusuma
07.03 |
Posted in
|
Read More »
Pamekasan- Dalam rangka memperingati datangnya tahun baru hijriyah 1435 H, HMI Cabang Pamekasan Madura menggelar refleksi malam Muharram selasa malam (05/11) di Areal Monomen Arek Lancor Pamekasan.
"Refleksi ini dihelat dalam rangka mengevaluasi gerakan keumatan dan kebangsaan HMI, serta kembali memahat hikmah kehadiran dan gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW" jelas Ketum HMI Cabang Pamekasan Moh. Mansur, kala memberikan sambutan
"Kader HMI adalah kader Muslim, maka penting bagi kami, kader HMI untuk membaca kembali sejarah Islam, yang tentunya dilanjutkan dengan pemikiran dan perencanaan perjuangan keumatan kader HMI di masa mendatang" imbuh Mansur.
Perlu diketahui bahwa kegiatan ini di ikuti oleh ratusan anggota HMI berasal dari sejumlah komisariat dilingkungan HMI Cabang Pamekasan.
Acara ini disempurnakan dengan orasi keumatan dan kebangsaan yang disampaikan oleh sekretaris MUI Kabupaten Pamekasan RH. Zainal Alim, MM.
05.36 |
Posted in
|
Read More »
meneguk air mata lembah
melukis wajah sendiri
di pusar kolam
anak manusia
merenda nasibnya yang lelah
dari ranting ke dahain
kuteguk berkali-kali
air mata cinta penuh gairah
seperti zamzam dikaki ismail
seperti hajar dimata ibrahim
di lembah ini ditanam
pohon cinta, disiram bening air mata
jiwa bergetar nafasmu mengalir di aorta
di pusar lembah
kuucap namamu
kuucap salami
tak ada sahutan
di atas sajadah
mengalir rindu
mengalir air mata!
(HF. Rahman)
01.20 |
Posted in
|
Read More »
RABAT- Amnesti Internasional, Kamis (10/10/2013), mendesat pemerintah Maroko untuk membatalkan dakwaan terhadap sepasang remaja yang mengunggah foto mereka yang tengah berciuman ke situs jejaring sosial Facebook.
Pasangan remaja itu berciuman di luar sekolah mereka di kota Nador dan seorang teman pasangan itu kemudian mengabadikan momen tersebut.
Kedua remaja tersebut ditahan pekan lalu dan dibebaskan dengan jaminan beberapa hari kemudian, sebelum diadili pada Jumat (4/10/2013) atas tuduhan melakukan perbuatan asusila.
Jika dakwaan ini terbukti kedua remaja itu bisa menghadapi hukuman penjara maksimal dua tahun berdasarkan ayat 483 undang-undang pidana Maroko.
"Sangat tidak masuk akal para remaja ini terancam masuk penjara hanya karena berciuman dan mengunggah foto mereka ke Facebook," kata direktur regional Amnesti Internasional Philip Luther.
Seharusnya, lanjut Philip, para remaja itu tak perlu ditahan. Menurut Philip tak ada alasan kuat untuk menyeret kedua remaja itu ke pengadilan.
"Menggelar sidang untuk mengadili kasus remaja berciuman sungguh tidak masuk akal. Kasus ini harus dibatalkan," lanjut Philip.
Kedua remaja yang berusia 14 dan 15 tahun itu ditahan setelah sebuah LSM Maroko mengadukan foto berciuman kedua remaja itu yang muncul di Facebook.
LSM itu mengatakan, perilaku kedua remaja tersebut memiliki dampak buruk untuk masyarakat dan menyakiti perasaan banyak orang.
Sumber:
kompas.com
07.04 |
Posted in
|
Read More »
SEMARANG— Pola pendidikan formal yang selama ini mengedepankan pengajaran dengan prestasi sebagai ukuran patut dikaji ulang. Pengajaran itu menghasilkan anak-anak pintar, tetapi tidak terdidik dan lemah budi pekerti. Akibatnya, bisa seperti saat ini, meski berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, sejumlah pemimpin berbuat sangat memalukan dan menimbulkan ketidaktenteraman di tengah masyarakat.
Keprihatinan ini disampaikan budayawan dan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), dalam seminar nasional Mengembangkan Spiritualitas dalam Keluarga dalam rangka Dies Natalis Ke-56 Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Rabu (9/10/2013), di kampus Undip, Tembalang. Turut berbicara budayawan dan mantan Rektor Undip Eko Budihardjo dan Ketua Ikatan Psikologi Klinis Jateng Hastaning Sakti.
Menurut Gus Mus, sejak Orde Baru, ia tak melihat di sekolah-sekolah, kecuali taman kanak-kanak, apa yang disebut pendidikan. "Jangan heran sekarang banyak orang pintar, tetapi tidak terdidik. Bagaimana mau mengatakan orang itu terdidik kalau ia menduduki puncak kedudukan paling mulia, paling bermartabat, dan ditangkap KPK," tuturnya.
Gus Mus mengungkapkan, orang pandai atau pintar kalau tidak terdidik akan sangat menjengkelkan. "Kalau orang pintar yang mencuri, menangkapnya sulit. Sudah tertangkap, mengadilinya sulit, divonis masuk penjaranya sulit, dan kalau sudah masuk penjara masih bisa keluyuran," katanya.
Ia mengajak siapa saja untuk ingat bahwa hidup sekadar singgah. Jika lupa, itu bisa sangat merugikan diri sendiri dan negeri.
Eko Budihardjo mengajak memaknai kehidupan, misalnya dari ungkapan-ungkapan Jawa. Ada ungkapan ngono yo ngono, ning ojo ngono (jangan berlebihan atau serakah). "Korupsi sampai miliaran, triliunan, itu keterlaluan," ucapnya.
Eko mengibaratkan urip iku urup (hidup itu seperti terang), dalam kehidupan, tiap orang seharusnya berarti bagi orang lain. Sejak dini, penting mengenalkan anak-anak agar berbuat sebaik mungkin kepada orang lain. (SON)
Sumber :
kompas.com
23.12 |
Posted in
|
Read More »
JAKARTA -- Pemilu di semua tingkatan di Indonesia dinilai gagal melahirkan pemimpin yang baik. Dominasi politik transaksional tidak hanya melahirkan pemimpin yang tidak baik, tetapi juga pemilih yang berprilaku tidak baik.
"Ternyata pemilu tidak menghasilkan pemimpin yang baik, yang mampu memberantas korupsi di lingkungannya, atau mammpu bebas dari tindak pidana korupsi. Pak Gamawan (Mendagri) mengatakan lebih dari 50 persen atau 287 kepala daerah terlibat tindak pidana," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di Tangerang, Senin (7/10).
Setelah reformasi, ujarnya, demokrasi dalam pelaksanaan pemilu terus dibangun, meski ditemukan banyak kecurangan di berbagai level. Ironisnya, setiap tahun tingkat kecurangan tersebut justru meningkat. Bila pada 1999 kecurangan dilakukan per orangan atau kelompok tertentu, saat ini dilakukan secara sistemik.
Ia membuktikan itu saat menjabat Ketua MK periode 2008-2013. Ketika itu, MK membatalkan 72 kursi hasil pemilu karena kecurangan di tingkat pusat. Serta 60 kursi di tingkat daerah.
"Dari 72 kasus itu semua parpol ada wakil-wakilnya yang terlibat. Jadi dilakukan semua partai dan sistemik," ujarnya.
Ia menilai, kecurangan yang didominasi motif politik uang menjadi marak. Karena jabatan politik lebih banyak disetir oleh cukong yang cenderung berorientasi keuntungan finansial. Sehingga, alur pelaksanaan pemilu yang memungkinkan sengketa hasil pemilu bisa diusut kepada lembaga peradilan juga digunakan untuk memuluskan keinginan pihak tertentu.
Akibatnya, politik transaksional tidak hanya terjadi di lingkup penyelenggara pemilu. Tetapi juga merembet hingga pada mahkamah konstitusi tertinggi sekali pun.
"Saat biaya politik semakin mahal, elite juga semakin jelek karena sistem yang dibangun mendorong ke arah korupsi. Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia pun bisa jadi iblis juga," ucap Mahfud.
Sumber: republika
23.11 |
Posted in
|
Read More »
JAKARTA -- Pemilu di semua tingkatan di Indonesia dinilai gagal melahirkan pemimpin yang baik. Dominasi politik transaksional tidak hanya melahirkan pemimpin yang tidak baik, tetapi juga pemilih yang berprilaku tidak baik.
"Ternyata pemilu tidak menghasilkan pemimpin yang baik, yang mampu memberantas korupsi di lingkungannya, atau mammpu bebas dari tindak pidana korupsi. Pak Gamawan (Mendagri) mengatakan lebih dari 50 persen atau 287 kepala daerah terlibat tindak pidana," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di Tangerang, Senin (7/10).
Setelah reformasi, ujarnya, demokrasi dalam pelaksanaan pemilu terus dibangun, meski ditemukan banyak kecurangan di berbagai level. Ironisnya, setiap tahun tingkat kecurangan tersebut justru meningkat. Bila pada 1999 kecurangan dilakukan per orangan atau kelompok tertentu, saat ini dilakukan secara sistemik.
Ia membuktikan itu saat menjabat Ketua MK periode 2008-2013. Ketika itu, MK membatalkan 72 kursi hasil pemilu karena kecurangan di tingkat pusat. Serta 60 kursi di tingkat daerah.
"Dari 72 kasus itu semua parpol ada wakil-wakilnya yang terlibat. Jadi dilakukan semua partai dan sistemik," ujarnya.
Ia menilai, kecurangan yang didominasi motif politik uang menjadi marak. Karena jabatan politik lebih banyak disetir oleh cukong yang cenderung berorientasi keuntungan finansial. Sehingga, alur pelaksanaan pemilu yang memungkinkan sengketa hasil pemilu bisa diusut kepada lembaga peradilan juga digunakan untuk memuluskan keinginan pihak tertentu.
Akibatnya, politik transaksional tidak hanya terjadi di lingkup penyelenggara pemilu. Tetapi juga merembet hingga pada mahkamah konstitusi tertinggi sekali pun.
"Saat biaya politik semakin mahal, elite juga semakin jelek karena sistem yang dibangun mendorong ke arah korupsi. Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia pun bisa jadi iblis juga," ucap Mahfud.
Sumber: republika
23.04 |
Posted in
|
Read More »
Pamekasan--Untuk mengnyinergikan peran komite sekolah dan kepala sekolah (Kasek) di Pamekasan Sabtu lalu (28/9) Dewan Pendidikan (DP) Pamekasan menggelar Workshop tentang penguatan kapasitas komite sekolah dengan tema "Membangun Kemitraan dalam Rangka Meningkatkan Kualitas layanan Pendidikan? Acara yang dimulai pukul 09.00 hingga 12.30, digelar di ruang penemuan SMKN 3 Pamekasan, lalan Kabupaten.
Peserta yang merupakan ketua komite perwakilan dan' beberapa sekolah di masing-masing kecamatan dan perwakilan Kasek dari tingkat kecamatan, antusias mengikuti workshop tersebut. Selain pembicara dari DP Pamekasan sendiri. seperti Zainal Alim dan Nur Qodim. juga melibatkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Muh. Yusuf Suhartono. Hal tersebut memudahkan peserta, sehingga bisa menyampaikan langsung permasalahan yang dihadapi di lapangan kepada kepala disdik.
Sebab dalam workshop juga disediakan sesi tanya jawab kepada narasumber serta diskusi kelompok antar peserta. "Diskusi kelompok ini untuk mengetahui pelsoalan-persoalan aktual yang dihadapi mereka (komite sekolah dan Kasek, Red)," terang Ketua Dewan Pendidikan Kutwa Fat. Dari diskusi kelompok tersebut, persoalan yang menonjol adalah kurang harmonisnya hubungan antara komite dengan pengurus sekolah, terutama Kasek. Selain itu, selama ini peran komite sekolah dirasa kurang maksimal.
Menurut para narasumber; hal ini muncul karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia (SDM) komite sekolah yang belum bisa mengimbangi Kasek "Untuk memberikan masukan-masukan kepada komite, perlu diadakan pembekalan lagi semacam ini (workshop, Red )," kata salah satu narasumber Nur Qodim. Pihaknya berharap, setelah workshop. peran dan fungsi komite sekolah sebagai mitra dari Kasek bisa berjalan seiring dan hannonis dalam perencanaan dan pelaksanaannya. (radar)
22.52 |
Posted in
|
Read More »
JAKARTA -- Pemilu di semua tingkatan di Indonesia dinilai gagal melahirkan pemimpin yang baik. Dominasi politik transaksional tidak hanya melahirkan pemimpin yang tidak baik, tetapi juga pemilih yang berprilaku tidak baik.
"Ternyata pemilu tidak menghasilkan pemimpin yang baik, yang mampu memberantas korupsi di lingkungannya, atau mammpu bebas dari tindak pidana korupsi. Pak Gamawan (Mendagri) mengatakan lebih dari 50 persen atau 287 kepala daerah terlibat tindak pidana," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di Tangerang, Senin (7/10).
Setelah reformasi, ujarnya, demokrasi dalam pelaksanaan pemilu terus dibangun, meski ditemukan banyak kecurangan di berbagai level. Ironisnya, setiap tahun tingkat kecurangan tersebut justru meningkat. Bila pada 1999 kecurangan dilakukan per orangan atau kelompok tertentu, saat ini dilakukan secara sistemik.
Ia membuktikan itu saat menjabat Ketua MK periode 2008-2013. Ketika itu, MK membatalkan 72 kursi hasil pemilu karena kecurangan di tingkat pusat. Serta 60 kursi di tingkat daerah.
"Dari 72 kasus itu semua parpol ada wakil-wakilnya yang terlibat. Jadi dilakukan semua partai dan sistemik," ujarnya.
Ia menilai, kecurangan yang didominasi motif politik uang menjadi marak. Karena jabatan politik lebih banyak disetir oleh cukong yang cenderung berorientasi keuntungan finansial. Sehingga, alur pelaksanaan pemilu yang memungkinkan sengketa hasil pemilu bisa diusut kepada lembaga peradilan juga digunakan untuk memuluskan keinginan pihak tertentu.
Akibatnya, politik transaksional tidak hanya terjadi di lingkup penyelenggara pemilu. Tetapi juga merembet hingga pada mahkamah konstitusi tertinggi sekali pun.
"Saat biaya politik semakin mahal, elite juga semakin jelek karena sistem yang dibangun mendorong ke arah korupsi. Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia pun bisa jadi iblis juga," ucap Mahfud.
Sumber: republika
09.46 |
Posted in
|
Read More »
10.26 |
Posted in
|
Read More »
PAMEKASAN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, Jawa Timur, meminta agar pemerintah tidak membiarkan terjadinya praktik pelanggaran hukum dalam pelaksanaan karapan sapi Piala Presiden RI 2013.
Ketua MUI Pamekasan KH Ali Rahbini, Rabu mengatakan, pelaksanaan karapan sapi Piala Presiden RI 2013 yang akan digelar dalam waktu dekat ini harus bebas dari bentuk pelanggaran hukum, seperti kasus penyiksaan sebagaimana yang dilakukan tahun lalu.
"Caranya, ya tentu harus tanpa penyiksaan. Sebab selama ini kan pelaksanaan karapan sapi di Madura selalu identik dengan penyiksaan kepada sapi yang dikarap itu," ujar KH Ali Rahbini, menjelaskan.
Bentuk penyiksanaan adalah membacokkan paku ke pantat sapi menggunakan alat yang disebut "rekeng" agar lari sapi menjadi kencang.
Selain itu, para pengerap juga biasa mengoleskan balsam pada mata sapi sebelum sapi-sapi diadu dalam lomba karapan sapi dengan tujuan yang sama, yakni bisa berlari kencang dan segera sampai di garis finis.
Menurut MUI, cara-cara seperti itu merupakan bentuk penyiksaan terhadap hewan. Dari sisi ketentuan agama dilarang, dan demikian juga dari ketentuan hukum positif yakni Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Secara kelembagaan, kata Rahbini, pihaknya telah mengirim surat kepada Pemkab Pamekasan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, agar menghapus praktik penyiksaan dalam pelaksanaan karapan sapi, dan mengembalikan bentuk karapan kepada aslinya, yakni tanpa kekerasan.
Ada dua hal yang disampaikan MUI kepada pemerintah terkait praktik penyiksanaan hewan dalam pelaksanaan karapan sapi.
Pertama, mendukung upaya Bupati Pamekasan untuk mempertahankan pelaksanaan karapan sapi tanpa kekerasan. Kedua, meminta agar bupati berkoordinasi dengan para pemilik sapi karapan agar tidak menggunakan praktik kekerasan.
Sumber:
republika.co.id
14.48 |
Posted in
|
Read More »
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vxddhg8CTPyTwi-9F9BiwnEO9QxxyNkh0fB6YOe8Yjt2vgHJA7WYmUmjsBzCfk09gAI2CKgJ5nJISLGQdLPDHp7b5POm6GFWnKzKuPWanaPC-2slFVb19T5LUBO9oJnzVjg3KSLP-c7Fb9k6pL9w=s0-d)
IndecsOnline--Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengutamakan sosialisasi ke daerah ketimbang memikirkan maju lewat parpol mana dalam Pilpres 2014.
"Yang penting sosialisasi ke daerah, bertemu dengan rakyat. Soal nanti maju lewat partai mana, tergantung situasi saja,'' kata Mahfud MD saat dihubungi
Rakyat Merdeka via telepon, kemarin.
Menurut bekas Menhan itu, politik ini kan cair, tidak bisa diprediksi dari sekarang. Sebab, bisa berubah dengan cepat. Ini semua tergantung hasil Pileg 2014.
"Kita lihat dinamika politik yang berkembang saja. Itu lebih baik," ujarnya.
Seperti diketahui, Mahfud disebut-sebut akan maju dalam Pilpres 2014 melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun di beberapa kesempatan, kelihatannya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar lebih suka dengan sosok Rhoma Irama untuk diusung menjadi capres PKB.
Mahfud MD selanjutnya mengatakan, dirinya dan raja dangdut Rhoma Irama bukan saingan. Tapi teman untuk memenangkan PKB dalam Pileg 2014.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa Anda tetap maju lewat PKB? Saya memang berminat maju dalam pencapresan lewat PKB. Tetapi finalnya tentu setelah Pileg 2014. Sebab, hasil pileg tentu menjadi patokan. Artinya bisa saja terjadi hal lain.
Maksudnya?Maksud saya politik itu kan bisa berubah dengan cepat. Mari kita tunggu saja.
Apa karena dukungan PKB belum final maka Anda mengatakan demikian?Bukan begitu. Dalam Pilpres 2014 nanti kan semua tergantung tarik menarik antar parpol dan antar politisinya.
Apa karena PKB juga mengelus Rhoma Irama?Sekarang ini memang di PKB sudah punya dua nama, yakni saya dan Rhoma Irama. Itu bagus-bagus saja kok.
Apakah Anda merasa Rhoma lawan berat?Saya merasa Rhoma dan saya berjuang untuk menangkan PKB dalam Pileg 2014.
Bukan sebagai lawan, tapi sebagai kawan. Kalau memang untuk kebaikan, tak ada yang perlu diributkan. Semua akan diberi jalan keluar oleh Tuhan.
Anda siap jadi capres lewat PKB?Insya Allah, saya siap menjadi capres melalui PKB. Ini karena memang saya sejak dulu memiliki kesamaan visi dan misi dengan PKB. Saat mendapat undangan mengikuti konvensi capres Partai Demokrat, saya mendapat banyak masukan. Bahkan sempat berkonsultasi dengan beberapa tokoh NU dan PKB.
Intinya, saya akan bersama PKB. Hanya ingin berangkat dari NU. Sebab, menurut saya PKB menjadi tempat yang bersih. Tidak mungkin membersihkan lumpur dari tempat yang banyak lumpurnya atau membersihkan lantai dengan sapu yang kotor.
Apa penilaian Anda mengenai wacana Poros Tengah jilid II?Poros tengah jilid II itu adalah gagasan yang muncul sesudah saya memutuskan tidak ikut konvensi capres Partai Demokrat. Tapi, saya tidak tahu siapa motor penggeraknya, lalu bagaimana mengorganisasikannya. Yang jelas wacana Poros Tengah jilid II itu saya pantau melalui media massa.
Bukankah anda pernah mengikuti pertemuan terbatas Poros Tengah jilid II itu?Memang ada pertemuan-pertemuan lintas ormas, saya pernah ikut itu.
Oh ya, apa penilaian Anda mengenai penembakan terhadap polisi?Saya menilai itu gangguan keamanan yang mengarah ke penegak hukum. Saya berharap aparat penegak hukum mampu menuntaskannya. Sebab, ancaman teror penembakan aparat kepolisian membuat masyarakat resah. Sebab, bisa saja masyarakat berpikir, aparat saja nggak aman, apalagi rakyat kecil.
Apa pemicu kejadian itu?Kalau penyebabnya tentu banyak faktor yang membuat hal itu terjadi.
Apa saja faktor-faktor itu?Wah, kalau dijelaskan bisa jadi disertasi yang panjang. Hal itu terjadi karena polisi yang tidak hati-hati dalam bertugas. Bisa ada oknum yang benci polisi dan sebagainya. Tapi semua itu belum terungkap. Kita tunggu saja hasil penelusuran yang dilakukan kepolisian. [Harian Rakyat Merdeka]
20.46 |
Posted in
|
Read More »